Rabu, 27 September 2017

2nd Wedding Anniversary

Hari ini, Rabu 27 September 2017, usia pernikahan kami tepat menginjak 2 tahun. Kami melewati suka duka bersama. Perjalanan hidup kami masih teramat panjang, tugasku membersamai kamu Pak Suami Bijak-ku, dan Queen serta calon adik-adiknya.

Ada yang berbeda di tahun ini, ga ada buket bunga, ga ada kue taart, ga ada foto bersama. Kami terpisah jarak yang cukup jauh. Saya dan Queen tetap di Bandung, sedangkan Papaben lagi dinas di Lhokseumawe Aceh. Dari subuh kami sudah bertukar doa lewat media sosial. Hingga malam menjelang tidur, selepas melakukan aktivitas rutin kami selalu menyempatkan untuk bertatap wajah via aplikasi chatting yang mengizinkan fitur video call. Lalu saya ngelonin Queen untuk tidur. Selang beberapa menit telepon kembali berdering disertai pesan singkat suami yang cukup bikin hati ini sesak, berasa langitku runtuh saat itu.

"Mobil sedan ade kebakaran."

Seolah paham kronologis kejadian, kami menangis bersama di telepon. Tanpa ada yang dekat dengan posisi TKP. Mobil kami tengah digunakan untuk operasional pengadaan spare part dalam misi next project ke PLTU Duri Riau. Seorang paman yang mengendarai kendaraan kami ditemani salah seorang rekan kerja dari kantor Papaben, dari gerbang kantor menuju arah Mampang Prapatan. Di tengah kemacetan, tiba-tiba mobil mengeluarkan asap dan ada percikan api. Sontak kepanikan tersirat dari kedua penumpang hingga kendaraan-kendaraan lain di sekitar mobil kami. Beruntung Mang Ian dan Om Mahmud sempat menyelamatkan diri keluar mobil. Lama-kelamaan api makin membesar menghanguskan mobil kami tanpa sisa.

Pedih hati saya. Sakit sekali.

Ditengah keputusasaan itu, justru Papaben yang berulang kali menelepon menenangkan sembari mengurus berbagai keperluan dengan polisi dengan jarak jauh.

Semua kejadian dikembalikan ke pribadi kita. Bukankah sehelai daun yang jatuh juga atas izin dan kuasa Alloh SWT. Bismillahirrohmanirrohim, semoga Alloh gugurkan semua dosa kami dan menggantinya dengan keberkahan kebaikan yang lebih lebih lagi. Alloh sangat sayang pada kita.

Timeline pagi ini pun turut diramaikan oleh berita kami :




Yang mengerikannya yang ini, situasinya bikin merinding pisan :













Selasa, 04 Juli 2017

#Matrikulasi6 Ibu Manajer Handal Keluarga

πŸ“ˆπŸ“ˆ Materi 6: Matrikulasi batch 4πŸ“ˆπŸ“ˆ
Institut Ibu Profesional 

------ *IBU MANAJER HANDAL KELUARGA* -----

*Motivasi Bekerja Ibu*

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang _wajib professional_ menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu

kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.


Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?

πŸ€Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?

πŸ€Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?


πŸ€Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?


Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
πŸ€Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.


πŸ€Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses


πŸ€Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.

Ibu Manajer Keluarga

Peran Ibu sejatinya adalah *seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita*

*Saya Manager Keluarga*

kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

πŸ€Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.

πŸ€Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi


πŸ€Buatlah skala prioritas

πŸ€Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.


Menangani Kompleksitas Tantangan


Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

a. PUT FIRST THINGS FIRST

Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.


b. ONE BITE AT A TIME

Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

c. DELEGATING

Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

_ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_

*Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya*

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah *pilihan paling akhir*.

Perkembangan Peran

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih

 SEKEDAR MENJADI IBU


Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

πŸ€Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.

 Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.



πŸ€Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.


πŸ€Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.

 Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.


 Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.



πŸ€Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst

 Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.


 Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.


Hanya ada satu kata

BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/


SUMBER BACAAN:

Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015

Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #4, 2017

Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009


Tautan: https://youtu.be/Cr9JSJS7CIM

#ReviewNHW5

#NHW5

#MatrikulasiNHW5

#ReviewNHW4

#NHW4

#Matrikulasi4

Rabu, 07 Juni 2017

#ReviewNHW3 Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Review NHW #3
Matrikulasi Institut Ibu Profesional


*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*

_Kalau kamu ingin berbincang-bincang dg DIA, maka temuilah DIA dengan caramu,  Tetapi apabila kamu ingin mendengar DIA berbicara, memahami apa kehendakNya padamu, maka IQRA', bacalah semua tanda cintaNya untuk kita, mulai dari surat cintaNya sampai dengan orang-orang dan lingkungan di sekeliling kita_

Apa yang sudah teman-teman lakukan di proses nice homework #3  ini adalah proses IQRA'( membaca).

Dimulai dari membuat surat cinta. Mengapa harus membuat surat cinta? karena bagaimana anda bisa merasakan surat cintaNya, kalau anda sendiri tidak pernah menghargai betapa beratnya menuliskan sebait demi sebait surat cinta untuk kekasih anda.

Dan kita semua belajar bagaimana melihat respon, surat cinta yang disampaikan dengan hati, kadang tidak pernah berharap apapun, mulai dari dicuekin, meski tanda centang sudah berubah warna biru πŸ˜€ sampai dengan surat cinta balasan suami yang ditulis di wall FB yang membuat hati makin mengharu biru.😍


Demikianlah Sang Maha Pemberi Cinta, kadang memberi tanpa meminta. Surat cinta sudah dikirim, waktu pertemuan sudah ditentukan, candle light dg hidangan istimewa di sepertiga malam terakhir sudah disiapkan, tapi kita kekasihnya tetap dingin dengan seribu satu alasan.

Tetapi DIA tetap mencintai kita, tanpa Pamrih.

Menyitir puisi Sapadi Djoko Damono,

_aku ingin mencintaimu dengan sederhana_

_dengan kata yang tak sempat diucapkan_

_kayu kepada api yang menjadikannya abu_

_aku ingin mencintaimu dengan sederhana_

_dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada_

Maka tetaplah alirkan cinta kepada pasangan anda, anak-anak anda, jangan pernah berhenti, seberapapun menyakitkannya balasan yang anda terima.

Terima kasih untuk kebesaran hati teman-teman mempercayakan grup ini untuk menerima aliran rasa anda.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/


 "Kemudian mulailah dengan melihat dua fase ini."Kalimat ini yang perlu teman-teman pahami dari hari ke hari"

Pahamilah bahwa semua menginginkan 'keberadaan' anda, anda diciptakan dengan tidak sia-sia."

*"Maka bersungguh-sungguhlah dalam menjaga "amanah" yang sudah diberikan dengan sepenuh cinta untuk kita."*

 Inilah VISI HIDUP kita semua dalam membangun peradaban, terlalu berat apabila dikerjakan sendiri-sendiri, maka kerjakanlah dengan misi spesifik kita masing-masing.

Jangan pernah bandingkan diri anda/anak anda/keluarga anda dengan diri/anak/keluarga lain. Tapi bandingkanlah dengan diri/anak/keluarga anda sendiri. Apa perbedaan anda hari ini dengan perbedaan anda satu tahun yang lalu.

Kuncinya bukan pada seberapa banyak harta yang kita miliki, melainkan seberapa BERSUNGGUH_SUNGGUH nya kita dalam menjalankan MISI HIDUP kita"

 Sumber Bacaan
_materi matrikulasi membangun peradaban dari dalam rumah, IIP, 2016_

_Tulisan-tulisan Nice Homework #3 dari para peserta matrikulasi IIP, 2016_

_Hasil diskusi penajaman misi hidup dengan bapak Dodik Mariyanto dan Abah Rama Royani_