Selasa, 27 Oktober 2015

Resensi Buku: 'Membingkai Surga dalam Rumah Tangga'

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Salah satu dari sekian banyak kado pernikahan saya adalah Buku. Ya, buku-buku mengenai membangun pernikahan yang sesuai koridor agama. Satu hal yang akan saya review hari ini adalah buku sesuai judul diatas.

Judul    : Membingkai Surga dalam Rumah Tangga
Penulis  : Aam Amiruddin & Ayat Priyatna Muhlis

Buku ini mengupas mulai dari:
A. Romantika Pernikahan
1. Cinta (meliputi Keindahan Cinta dan Mengatasi Masalah Cinta)
2. Taaruf (meliputi Pengertian dan Tata cara)
3. Khitbah (meliputi Pengertian dan Karakteristik Calon Suami/Istri)
4. Studi Kasus

B. Seluk Beluk Pernikahan
1. Pengertian Nikah
2. Anjuran Menikah
3. Hikmah Menikah
4. Hukum Menikah (apa saja yang meliputi wajib, sunah, haram, makruh)
5. Akad Nikah
6. Pernikahan yang Dilarang
7. Perempuan yang Haram Dinikahi
8. Menikah dengan Ahli Kitab
9. Menikah dengan Orang  Musyrik atau Nonmuslim
10. Studi Kasus

C. Hak dan Kewajiban Suami Istri
1. Kewajiban Suami terhadap istri
(yang meliputi Bimbingan Ruhani, Nafkah Lahir, Nafkah Batin, Perlakuan yang Baik)
2. Kewajiban Istri terhadap Suami
(yang meliputi Taat kepada Alloh SWT, Dapat Membahagiakan Suami, Selalu Berterimakasih)
3. Berjima'
4. Studi Kasus

D. Perselisihan dalam Rumah Tangga
1. Cemburu yang Berlebihan
2. Tidak Menjaga Rahasia
3. Perbedaan Pendapat
4. Ketika Suami Berselingkuh
5. Ketika Istri Berselingkuh
6. Studi Kasus

E. Kemelut dalam Rumah Tangga
1. Khulu' (meliputi Pengertian, Dasar Hukum, Penyebab, Syarat)
2. Nusyuz (meliputi Pengertian, Hukum dan Solusi)
3. Talak (meliputi Pengertian, Hukum, Jenis-jenis, Talak yang tidak sah)
4. Iddah (meliputi Pengertian, Jenis-jenis, Hak dan Kewajiban selama Iddah)
5. Rujuk (meliputi Pengertian, Jenis, Syarat Sah)
6. Studi Kasus

** Kewajiban Suami: Nafkah Lahir
Seorang suami wajib memberi nafkah lahir berupa sandang, pangan, papan yang disesuaikan dengan kemampuannya.  Menurut QS Al-Baqoroh ayat 23, Alloh berfirman, "

Pantai Pondok Bali Subang

24 Oktober 2015,

Jam 3 subuh, saya dan suami sampai di rumah Paman, Mang Dede di Pagaden, Subang. Setelah melepas rindu dengan keluarga si mamang & beres solat subuh kami istirahat. Ini seperti honeymoon yang ke dua kalinya untuk kami. Suasana nyaman pedesaan bikin kami betah disana. Ditambah trip ke pantai dengan jarak yang terbilang dekat dari rumah sang Paman bikin saya senang. Apalagi bisa deket-deket terus sama suami tanpa terhalang jarak dan pekerjaan seperti biasa.

Perjalanan menuju pantai memakan waktu kurang lebih satu jam setengah, karena kami kapegat warga yang hajatan khitanan masal dengan nanggap singa depok dan euforia warga tumpah ke badan jalan sehingga diberlakukan sistem buka tutup oleh polisi cepek setempat, jadi deh lama dijalan. Dari Pamanukan perjalanan kami teruskan hingga daerah Mayangan, masih kawasan Pantura. Kawasan pedesaan yang nyaman, tapi perbaikan jalan yang ga merata plus amblasnya jalan pengaruh dari abrasi bikin perjalanan agak tersendat. Ya, serius, jalan kecil menuju pantai berbatu dan berlubang, sedikit sekali merasakan licinnya aspal, juga cor-cor-an yang panjang bikin banyak warga melanggar arus, sehingga satu jalur digunakan oleh 2 arah, pluuuss itu jalan amblas yang bikin ngeri, udah digenangi air dari muara di sisi kanan jalan. Oh iya, mendekat ke pantai, perairan memenuhi pemandangan di setiap point of view. Kata paman, dulunya tambak ikan, tapi ya pengaruh abrasi tea, semua ikan dan peralatan pertambakannya kebawa hanyut ke laut. Semakin dekat ke pantai, pohon-pohon bakau berlenggok indah di kanan kami.

Lokasi wisata ini masih menjadi favorit para pehobi mancing. Biasanya para pemancing ini memanfaatkan batu pemecah ombak untuk tempat memancing.
pondok bali subang 3
Para pemancing memanfaatkan batu pemecah obak untuk tempat memancing (fotonya ngambil di site kotasubang.com), karna kebanyakan foto selfienya ^^v
pondok bali subang 2
Ombak laut pantai utara yang tenang (fotonya nyomot di kotasubang.com)

Di sepanjang pantai ada beberapa kedai yang menjajakan makanan. Kalo berkunjung kesana, cobain deh menu ikan bakar favorit seperti ikan etong bakar yang khas. Ikannya lain dari jenis ikan lainnya, yang secara fisik, si dagingnya sama persis dengan daging ayam. Rasanya pun jelas sama (serius, I never thought it real 'till I tried). Maka dari itu si ikan etong ini disebut pulan ikan ayam-ayam hehehe.. nama yang lucu. Coba juga kesegaran es kelapa muda sambil menikmati suasana pantai utara Subang.
Lokasi wisata Pondok Bali terletak di desa Mayangan, kecamatan Legon Kulon, Subang. Untuk mencapainya, dari pusat kota kecamatan Pamanukan arahkan perjalanan kita ke utara menuju desa Mayangan yang kanan kiri jalannya agak terkikis abrasi. Pantai Pondok Bali terletak di ujung jalan tersebut.

NB: Waktu saya kesana, di daerah Desa Mayangan, lagi rame pengecoran jalan, sehingga agak terhambat dengan lalu lintas sistem satu arah.

1st Mensiversary

27 September 2015,

Telah berlalu tepat di sebulan yang lalu, hari dimana kita saling berucap janji yang langsung dipertanggungjawabkan kepada Alloh SWT di hadapan sanak family dan disaksikan malaikat. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ketika ijab qabul terjadi, arasy' Nya berguncang karena saking beratnya perjanjian yang dibuat manusia tersebut.

Biasanya, petikan ijab qabul seperti ini:
"Saya terima nikah (dan kawin) nya fulana binti fulan dengan mas kawin ..."

Singkat, padat dan jelas. Terdengar seperti biasa saja, karena barangkali beberapa dari kita sering mendengar dan menyaksikannya. Tapi tahukah apa makna yang terkandung dalam sebuah ijab qabul tersebut?
"Maka aku tanggung dosa-dosanya si fulana dari ayah dan ibunya. Dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan solat. Semua yang berhubungan dengan si fulana, aku tanggung semua dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta aku akan tanggung semua dosa calon anak-anakku."


Jika suami berhasil?
Alloh akan mengumpulkan seluruh keluarganya di syurga (dengan catatan mereka semua beriman dan bertaqwa. Sebagaimana yang difirmankan Alloh SWT dalam QS At Tahrim ayat 6, "Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu."

Jika suami gagal?
Gagal dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya, "Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela  masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga tubuhku hancur." (HR Muslim)

Naudzubillahi mindzalik.


Dear para istri, sungguh berat peran dan tanggung jawab suami tuh ya, maka dari itu kita sebagai 'makmum' nya wajib taat dan patuh kepada suami kita, selama tetap berada dalam koridor agama. Mudah-mudahan Alloh SWT selalu melimpahkan barokah serta kasih sayangnya untuk kita, melancarkan, mempermudah, mengumpulkan kita semua dalam kebaikan. Karena perjalanan rumah tangga sangat panjang. Mudah-mudahan Alloh SWT mengistiqomahkan kita :)

Bismillah, semangat ukhty ;)