Kamis, 21 Desember 2017

Sad Memorable Thing in Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung



Bandung, 21 Desember 2017
Hello Homann,
Such long time ago we met.
I came here with my family
Actually it has been a year
Yet still in the same time
But it was really memorable for us
My mom got her long term illness,
since been here
Petikan welcome poem from me sebelom check in disini. Homann sangat memorable, hotel yang menyimpan jutaan seharah. Bukan hanya bagi Bandung yang menjadi saksi bisu tempat menginap pejabat dunia yang menghadiri Konferensi Asia Afrika, tapi juga bagi saya yang selalu ngiclik kemana pun suami kerja (selama ada di Bandung) hehehe..

Tepat di awal Januari 2017, to celebrate new year, PapaBen mengajak saya dan Queen tidur di Homann. Karena ada suatu hal sehingga tidak memungkinkan bagi saya dan Queen 4 bulan untuk tidur di kamar besar tsb hanya berdua, sehingga mengajak ayah dan ibu saya turut serta. Karena slot room yang papa pesan ada lagi, kami pun mengajak sepupu saya untuk gabung. Jadi judulnya big family invasion deh. Satu lantai kami kuasai muahaha. Lanjuutt, selepas sarapan keesokan harinya sodara2 saya berlarian ke arah kolam renang. 4 anak laki-laki pergi duluan. Saya yang nggak bawa perlengkapan hanya memantau di kejauhan. Lalu kembali lagi ke kamar. Kebetulan room yang ibu ayah inapi adalah type balcony pool view, sehingga kalo mau ke kolam tinggal ngajleng aja nggak perlu muter2 pake tangga samping maupun lift, sehingga mempermudah kami. Ternyata tanpa sepengetahuan semua, ibu saya menyusul para sepupu yang lagi berenang untuk melihat2 seperti apa keceriaan mereka. 20 menit kemudian ada satpam berteriak ibu saya jatuh dan hampir pingsan di kolam renang (yang licin). Saat itu juga kami langsung check out dan bergegas mengajak ibu ke ahli tulang di Cianjur. Dan dilengkapi dengan fisioterapi di RSU Kasih Bunda Cimahi. Alhamdulillah kini berangsur membaik. Tau nggak gimana kondisi ibu saya saat kejadian? Can't be explained, we were very shocked. Mom got ostephorosis. Ibu kena pengeroposan tulang di usia yang masih lama menuju ke angka 50 tahun. Cukup belia untuk mengidap penyakit ini. Hingga kini, ibu masih menjalani terapi, menggunakan deker pengaman lutut yang berisi besi penyangga, dan lebih berhati2 lagi saat berjalan maupun menuruni tangga.

Hari ini, 21 Desember 2017 menjelang tahun baru 2018 kami pun berkesempatan menginap di hotel ini lagi. Banyak tatanan ruangan maupun dekor yang berubah. Tapi jauh lebih baik. Lebih rapi. Well, good job. Homann staff still be my favourite things here.

Rabu, 20 Desember 2017

Aliran Rasa Melatih Kemandirian Anak

Alhamdulillah.. sepuluh hari ditantang untuk konsisten mengamati hasil latihan kemandirian Queen yang masih berusia dibawah 2 tahun. Cukup menantang bagi saya. Saya merasa excited karena melalui tantangan ini membuat saya menjadi lebih fokus dan insya Alloh latihan konsisten dalam mengamati hasil belajar Queen. Di sisi lain saya merasa khawatir karena krisis kepercayaan diri sebagai ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu berharga (bukan bersama Queen, melainkan) di ranah publik dengan setumpuk berkas, hehehe..

Sebetulnya latihan kemandirian untuk Queen ini sudah sering saya lakukan. Terus menerus. Dan bertahap sesuai dengan perkembangan usianya. Kelemahan (yang disadari oleh) saya adalah tidak ada pencatatan untuk proses ataupun hasilnya dan saya kurang konsisten dan sabar dalam membersamainya menjalankan proses ini..

Sebagai contoh, saat Queen saya latih untuk bertanggung jawab terhadap mainannya saat sudah selesai bermain, ataupun pengalihan ke jenis mainan yang lain. Saya biasakan Queen harus bisa mandiri mengembalikan ke tempat semula. Atau, minimal tidak diberantakin seperti kapal pecah hehehe itu harapan saya sih. Dan alhamdulillah Queen mampu menangkap apa yang saya maksud. Tapi sayang, saya sering lalai mengingatkan bila Queen (sengaja ataupun tidak) mulai kembali meninggalkan mainannya tergeletak tanpa aturan.

Tantangan 10 hari ini sejujurnya melatih saya juga untuk bisa lebih fokus dan konsisten, sabar dan juga telaten dalam membersamai Queen di proses latihan kemandiriannya sampai bisa menjadi habit atau kebiasaan. Bismillah. Selanjutnya, Insya Allah, tantangan alias latihan ini, tidak berhenti di 10 hari ini saja, tapi akan terus saya lanjutkan. 

#AliranRasa
#Level2
#MelatihKemandirian
#KelasBunSayIIP
#IIP

Selasa, 05 Desember 2017

Day 6 of 10 Melatih Kemandirian Anak : Melepas Sepatu Setelah Bepergian / Dipakai

Queen (15 bulan) sudah hobi bermain ke luar rumah dan berjalan kesana kemari dengan ngebut. Mama membiasakan ia menggunakan sepatu dan melatihnya untuk memakai sepatu sendiri saat akan bermain di luar rumah.

Setiap akan keluar rumah, ataupun sekedar berjalan-jalan di dalam rumah, Queen mengasongkan sepatunya sebagai tanda bahwa mama harus memakaikan sepatu itu di kaki mungilnya. Saat ini mama mencoba untuk melatih kemandiriannya. Karena sampai saat ini nampaknya rasa ingin tahunya sangat tinggi sekali. Selain itu, karena saat ini Queen masih ada di fase peniru ulung, jadi mama pikir ini saat yang tepat untuk mengenalkan pola-pola kemandirian yang dapat dimulai secara sederhana seperti ini.

Queen selalu mencoba apapun yang mama biasa kenakan untuknya. Seperti hari ini, Queen mengambil sepatu merah tertutup. Tampaknya ia mulai bisa memilih apa yang menjadi kemauannya sendiri. Sambil menunduk mama sampaikan padanya, "Coba mama pengen liat ade udah bisa pake sepatu sendiri kan?"

Dan benar saja, sepatu itu ia masukkan dengan paksa ke kaki mungilnya. Lucu karna pakai tenaga ala bayi. Mama pandu Queen sedikit-sedikit, dan ia mampu menangkap maksud-maksud mama.

Setelah selesai, mama mencontohkan Queen membuka sepatunya saat akan masuk ke dalam rumah. Dan voila.. si cerdas ini lagi-lagi mampu mengerti apa maksud mama. Learning by doing.. "Besok-besok kita coba lagi ya nak," mama sampaikan kepadanya, "Ade bisa pake dan lepas s'patu sendiri. Anak mama emang paling juara. Ade cepet banget ngertinya, ih anak jenius." sambil mama elus-elus kepalanya, mama dekap erat. Ia menyunggingkan senyuman gemasnya. Subhanalloh, ini bayi. Alhamdulillah yaa Robb.. putri ku hebat sekali.

#HariKeEnam
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#Melatih Kemandirian

Minggu, 03 Desember 2017

Day 4 of 10 Melatih Kemandirian Anak : Melepas pakaian sendiri

Di usia 15 bulannya saat ini, Queen sudah bisa melepas bajunya sendiri. Mulai dari sepatu, kaos kaki, sampai baju berkancing. Ia terlihat mudah melepasnya, walaupun pada mulanya terlihat seolah-olah menarik ulur bajunya.






#HariKeEmpat
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#Melatih Kemandirian

Kamis, 09 November 2017

Day 8 Tantangan 10 Hari : Komunikasi Produktif Level #1

Queen lagi suka-sukanya meniru apapun yang dia lihat. Sehingga mama jadi lebih hati-hati dalam bersikap maupun bertutur kata.

Namun hari ini saat saya awasi Queen yang lagi semangat makan sendiri sambil sesekali menyuapi boneka-bonekanya sambil bilang, "'aaaa...", tiba-tiba terlontar kata "aning" dengan spontannya. Kaget bukan main. Apakah maksudnya kata kasar. Kalo iya saya yakin ini karna Queen dengar dari orang yang lewat depan rumah, karena rumah orang tua kami di pinggir jalan yang ramai dilalui orang berlalu-lalang.

Kaget? Pasti. Bayi menjelang usia toddler belajar bicara yang tidak sepatutnya. Mama khawatir Queen sering mendengar kata-kata seperti itu dan berlanjut ia ucapkan.

Apa yang mama lakukan? Mama mencoba tenang, berusaha supaya nggak panik dan terlihat wajar. Karena kalo mama menunjukkan wajah yang beda Queen akan penasaran dan mengingat momen ini untuk diucapkan lagi selanjutnya. Jadi mama anggap seperti biasa, dan meyakinkan bahwa yang Queen maksud adalah kancing, makanya saya timpali, "Ih baju ade kan nggak ada kancingnya. Ini nih kancing baju mama," sambil memintanya memegang kancing kemeja saya. Simple but it make her forget what he did, I think.

Dan setelah itu ia nggak mengucap ulang kata tersebut.

Alhamdulillah.

Selasa, 07 November 2017

Day 7 Tantangan 10 Hari : Komunikasi Produktif Level #1

.

Day 6 of 10 Komunikasi Produktif Level #1 : Menyembur Minuman? Melepeh Makanan?

Hari ini Queen (14 bulan) minta makanan dengan lantang ia bilang, "mam.." yang maksudnya itu ditujukan pada jeruk. Tetapi seperti biasa, setelah makan 2-3 potong, selanjutnyadilepeh-lepeh.
Acara melepeh-lepeh ini berlangsung beberapa kali, jarang sih. Bisa karena dia sudah kenyang, nggak suka makanannya, atau memang lagi iseng saja (kalau hanya iseng, suapan berikutnya dimakan tanpa dilepeh). Kadang berhasil dinasehati, kadang juga enggak. Belum ketemu polanya.
 
Hari ini saya terapkan lagi teori 7-38-55. Setelah makanan dilepeh, saya duduk lagi sejajar Queen, sambil bicara lembut. "Queen, lepeh-lepeh itu nggak bagus..." "Mammm.." balas Queen. "Iya nak, makanan itu di-mam, supaya Queen bisa tumbuh sehat & tinggi... Kalau udah tinggi, Queen bisa jadi atlet renang yah hehehe..."

Suapan berikutnya, dia makan. Namun selanjutnya dilepeh lagi

"Nak, kalau udah kenyang, apelnya nggak usah dimakan lagi. Nggak bagus lepeh-lepeh..."
"Mammm..." katanya lagi.
"Iya dimam ya sayang, jangan dilepeh." Hehehe gemes deh :))))

Urusan melepeh-lepeh ini masih menjadi PR saya. Berharap besok dia sudah nggak melakukannya. Tetapi, bisa jadi tingkah polah ini karena dia sedang tumbuh gigi, sehingga gatal ingin mengunyah tapi nggak mau menelan.


Komunikasi Dengan Pasangan
Ada beberapa kaidah yang bisa diterapkan untuk berkomunikasi dengan pasangan:
Clear and Clarify
Choose The Right Time
Kaidah 7-38-55
Intensity of Eye Contact
I'm Responsible for My Communication Result

Kemarin-kemarin suami sedang ke luar kota, kontak kami hanya via WhatsApp. Setelah dia pulang, baru deh aku praktek komunikasi. Malam ini, ternyata teori yang bisa dipraktekkan adalah kaidah no.2: Choose The Right Time.

Berhubung suami sedang capek banget habis perjalanan jauh, dia ketiduran sehabis sholat magrib. Diajak ngobrol, disuruh bangun untuk sholat susaaaahhh banget. Matanya nempel kayak kena lem. Ini berarti 'not the right time'. Ya sudahlah, badannya sedang menuntut hak untuk istirahat.

Suami bangun sekitar jam 9 malam. Lapar dan haus, minta diambilkan minum. Lalu kami nyemil-nyemil sambil minum teh lemon hangat di meja makan. Kami ngobrol hal-hal penting seperti mau pesan hotel berapa malam untuk Lebaran, mau naik apa ketika mudik nanti.

Obrolan seperti ini nggak mungkin terjadi kalau kita nggak "Choose The Right Time" :) alhamdulillah, dapat quality time (plus quality talk).


#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Minggu, 05 November 2017

Day 5 of 10 Komunikasi Produktif Level #1 : Afirmasi Positif (Part 2)

Pagi ini mama berangkat kerja setelah mandiin Queen. Seperti biasa saat bangun tidur, mama katakan..

"Selamat pagi putri cantik mama yang sholehah, assalamu'alaikum.. Semoga hari ini jauh lebih baik dibanding hari kemarin. Ade makin pinter, makin soleh, makin baik hati, makin cantiiikk.." Sambil memeluk dan mencium lembut keningnya.

Semangat paginya harus dibangkitkan supaya harinya lebih ceria.

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Sabtu, 04 November 2017

Day 4 of 10 Komunikasi Produktif Level #1 : Afirmasi Positif

Pagi ini Queen, mama & papa bangun di suasana berbeda. Saya membuka tirai kamar hotel. Nampak jelas lalu lintas kota Bandung dari ketinggian. Tampak lengang. Matahari belum muncul. Tapi saya merasa sayang waktu kalo meneruskan tidur lagi setelah solat subuh. Saya bergegas mandi.

Jam 6 tepat Queen bangun dan langsung ingin jalan-jalan. Alhamdulillah karena punya kabisa baru jadi pengen dilakuin terus. Selama jalan pun udah gak mau dituntun. Merasa udah jadi anak dewasa kali yaa.. Setelah afirmasi positif welcome her new day (*mengucapkan salam penuh semangat dan doa bangun tidur serta doa supaya hari ini kami diberi kebaikan dan keberkahan yang lebih lagi dibanding hari kemarin*), lalu kami menghampiri kamar orang tua saya yang berada tepat di sebelah. Queen guling-guling sebentar di kasur nin & ngki nya.

Lalu bersiap sarapan di lantai R alias harus turun 1 lantai diatas lobby.

Seperti biasa Queen tertarik dengan berbagai makanan, dan ia selalu berkata, "'Aaaaaaaa..." sambil membuka lebar mulutnya sebagai tanda ia mau segera memakannya.

Apapun.

Tapi nyatanya, gak semua makanan ramah dengan lidahnya. Dan gak semua makanan juga saya izinkan ia coba. Karna pencernaannya masih belajar memproses. Saya perbolehkan penggunaan gula dan garam namun sangat saya batasi. Contohnya bubur ayam, Queen bisa masuk beberapa suap. Tapi gak sampe abis. Kadang juga sambil pegang mainan, jadi suka gak fokus



#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Day 3 of 10 Komunikasi Produktif Level #1 : Ayo Queen Bisa Berenang, Pasti Bisa!

Yeay weekend.. alhamdulillah..

Dari 7 hari yang Alloh berikan, saya sangat bahagia menjelang weekend. Bagaimana tiddaakk.. saya libur kerja, jadi bisa 24 jam bareng Queen, nggak perlu saling berpacu dengan pengguna jalan lainnya untuk menuju kantor. Dan yang terpentiinngg.. ehmm bisa ketemu papaben, manusia super bijak yang bisa bikin istrinya selalu berdegup kagum sama pribadinya.. papa plis jangan baca 😅.

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Jumat, 03 November 2017

Day 2 of 10 Komunikasi Produktif Level #1 : Saat Queen Tumbuh Gigi

Saat ini Queen lagi suka menggigit benda di sekitarnya dengan gemas. Saya kira fase tumbuh giginya sedang berlangsung. Beberapa kali air liur menetes dari bibir mungilnya. Kadang ia mengoceh tanpa kami tau apa artinya. Lucu, tapi kasihan. Dengan sekuat tenaga ia garuk gusinya dengan lidah, lalu mengoceh lagi. Mungkin tanda protes bahwa gusinya tetap bengkak, sakit dan gatal. Ia minta bantuan dari mamanya untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada gusinya itu, termasuk menggigit saat menyusu.

"Aawww.." dengan spontan saya berteriak, tidak jarang sambil menekan badannya ataupun mencubit kecil tangannya. Dan dapat ditebak apa yang selajutnya terjadi? Ya, Queen ikut teriak dan tangisnya pun pecah. Tak jarang ia jadi menolak menyusu lagi karena takut terulang apa yang ibunya lakukan.

Dan saya? Perih, sakit. Merasa bersalah padanya. Seandainya saja saya bisa lebih mempersiapkan diri tahu pasti kapan timing yang pas sehingga tidak ada lagi respon dadakan saya yang ikut menyakitinya.

Kami sama-sama trauma.

Lalu saya cari tahu apa saja sih penyebab bayi menggigit saat menyusu itu?
1. Tumbuh gigi
2. Bentuk protes bayi karena selama proses bonding, ibu tidak mencurahkan perhatian kepadanya, misalnya sambil memegang handphone
3. Bentuk keinginan bayi bermain dan bercanda bersama ibunya
4. Karena bayi sudah kenyang menyusu tapi ibu tidak tanggap



Saya cari tahu untuk mencari solusi bagaiman respon yang baik saat ada serangan dadakan seperti itu. Tidak jarang pula gigitannya membuat luka berdarah. Luka fisik dan psikis juga. Kadang untuk bercerita ke orang terdekat rasanya malu. Seperti manja, tapiiii.. ini ngilu bangeettt.

Yang pertama saya lakukan adalah menggendong Queen ke kamar orang tua saya, karena kebetulan pak suami masih belum pulang ke Bandung) dan meminta ayah ibu saya mengajak Queen bermain alias ngabebenjokeun selagi saya mengobati luka tersebut sebelum bertambah luka. Lalu saya kompres dengan air hangat. Setelah membaik, saya gendong Queen kembali, mengajaknya ngobrol santai untuk menciptakan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Lalu saya ajak ia menyusu lagi tapi di bagian yang sebelahnya. Dan memastikan saya memperbaiki apa yang salah dalam proses menyusui, yaitu fokus. Saya meyakinkannya bahwa saya nggak akan membagi perhatian pada handphone yang akan membuatnya cemburu. Saya tatap matanya, belai rambutnya, sentuh pipi dan telinganya, lakukan sentuhan yang membuatnya nyaman dan merasa disayang. Beri senyuman yang tulus pada Queen. Serta mengajak Queen bicara dengan bahasa yang ramah dan penuh kasih sayang.

Saya sangat suka meng-hypno Queen disaat ia setengaha sadar yaitu saat mau tidur dan bangun tidur dengan menyentuh sebagian part dalam alam bawah sadarnya afirmasi-afirmasi positif kalimat-kalimat sederhana, misalnya dengan mengatakan, “Deee.. mimik ASI supaya sehat ya, supaya makin cerdas, supaya makin hebat”
Atau, “Ade sayang, mimik ASI mama yaaa.... nanti tumbuh sehat, taat  dan cerdas.... anak mama emang paliiiing hebat.”

Jika seperti tadi, saya terlanjur mengabaikannya, dan ia menggigit dengan kuat, sebisa mungkin saya tahan untuk tidak berteriak, dengan memencet lembut hidung mungilnya, biasanya secara perlahan mulutnya akan terbuka juga, sehingga cengkeraman giginya ikut terbuka hehehe. Teriakan saya hanya akan membuat Queen kaget atau menangis tanpa tahu sebabnya. Kemungkinan malah bayi merasa semakin sedih karena “dimarahi” ibunya. Tahan sakit karena gigitannya, dan minta maaf kepada bayi sambil memeluk atau membelainya. Sambil mengatakan, "Ade sayang giginya jangan dipake buat gigit mama, kan lebih enak kalo dipake gigit buah atau daging ya ciiin.. hehehe."

Hari ini saya masih mengobati lukanya. Tapi harus sering dimimikin juga karena dalam ASI dan isapan bayi ada antibiotik alami yang mempercepat penyembuhan. Bismillah, semoga kami istiqomah bertutur kata yang baik dan menenangkan anak.

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 02 November 2017

Day 1 of 10 Komunikasi Produktif Level #1 : Mengendalikan Intonasi Suara

"Adeee, jangan masuk mulut! Itu kotooor!"
"Makanannya habisin dong deee, jangan dibuat mainan!"
"Mainannya jangan dilemparin gitu dong sayang, kan jadi berantakan!"
"Aduh Ade Queen, jangan pegang kabel! Bahaya!"
"Ayoo mandinya udah ya, kelamaan di air nggak baik."
Semua kalimat larangan semacam itu sering sekali meluncur dari mulut saya, dan berakhir dengan tangisan yang pecah karena Queen masih penasaran dengan objek-objek di sekitarnya yang ia amati dengan memasukkannya ke mulut, atau Queen juga masih menikmati main-main dengan makanannya lah, masih asyik acak-acak puzzlenya, masih asyik having fun basah-basahan main air dan keseruan lainnya yang saya anggap berbahaya atau kotor dan harus dihentikan. Usia Queen yang hampir menjelang toddlerhood (kini 14 bulan), membuatnya ingin eksplorasi berbagai hal, dari yang positif sampai negatif (baca: berbahaya atau kotor-kotor menurut saya).

Kadang bingung bagaimana melarang Queen melakukan hal-hal yang berbahaya atau bikin kotor. Pernah dengar bahwa kalau anak dibilang 'jangan', ia justru akan melakukannya. Namun mengubah kata 'jangan' menjadi hal yang positif cukup menantang. Sering kali ketika ada kejadian, otak belum sempat berpikir, kata-kata larangan sudah muncul duluan.
Pas banget materi pertama di kelas Bunda Sayang di Institut Ibu Profesional inimembahas tuntas tentang Komunikasi Produktif. Baik dengan diri sendiri, dengan pasangan, dan dengan anak. Atau bahkan bisa juga dengan rekan, orang tua, saudara. Pasca materi, kami diberikan tantangan 10 hari untuk mempraktekkan ilmu yang kami pelajari secara konsisten, serta istiqomah untuk diterapkan.

Komunikasi Dengan Anak - Day #1
  1. Keep Information Short & Simple
  2. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah.
Selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuhVerbal 7%, intonasi suara 38%, bahasa tubuh 55%.
  1. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan
  2. Fokus ke depan, bukan masa lalu
  3. Ganti kata 'tidak bisa' menjadi 'bisa'
  4. Fokus pada solusi, bukan masalah
  5. Jelas dalam memberi pujian/kritikan
  6. Ganti nasihat menjadi refleksi pengalaman
  7. Ganti pertanyaan interogaso menjadi pernyataan observasi
  8. Ganti pengalihan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati
  9. Ganti perintah dengan pilihan

Poin yang dipilih: Poin Nomor 2 (7-38-55)
Pagi ini sebelum berangkat kerja, menunaikan amanah di ranah publik, saya memandikan Queen di jolang mandinya ditemani mainan karet bebek-bebekan supaya anteng saat saya menyabuni badan dan kepalanya. Bukannya anteng lagi tapi benar-benar nggak mau diangkat dari jolang mandi. Saya yang akan mengangkat tubuhnya dan membungkusnya dengan handuk. Tapi badannya menunjukkan penolakkan dengan menegangkan tulang-tulangnya seolah bersiap untuk mengajak saya berperang, hihi.. Dasar bayi cerdas. Akhirnya saya membungkuk sejajar Queen (bahasa tubuh), lalu bilang dengan intonasi lembut, "Tangan Queen udah keriput nih, yuk kita pakai handuk. Mama matiin keran airnya ya.."

Hasilnya? Queen tetap protes sih setelah keran mati. Namun ia segera minta pakai handuk :) Dramanya nggak perlu panjang-panjang deh, alhamdulillah.

Ini baru hari pertama dari (minimal) tantangan 10 hari berkomunikasi produktif dengan keluarga. Bismillah, semoga hari esok lebih lancar lagi :)

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

Rabu, 01 November 2017

Bunda Sayang

Selepas wisuda matrikulasi, kami yang bersemangat karena akan memasuki tahapan kelas selanjutnya dibuat haduwace alias harap-harap cemas akan jadwal kelas Bunda Sayang, yang konon kabarnya jauh lebih padat, sulit dan menantang. Ehmm.. kabar burung memang selalu membuaat cemas akan kebenarannya..

To Be Continued

Rabu, 27 September 2017

2nd Wedding Anniversary

Hari ini, Rabu 27 September 2017, usia pernikahan kami tepat menginjak 2 tahun. Kami melewati suka duka bersama. Perjalanan hidup kami masih teramat panjang, tugasku membersamai kamu Pak Suami Bijak-ku, dan Queen serta calon adik-adiknya.

Ada yang berbeda di tahun ini, ga ada buket bunga, ga ada kue taart, ga ada foto bersama. Kami terpisah jarak yang cukup jauh. Saya dan Queen tetap di Bandung, sedangkan Papaben lagi dinas di Lhokseumawe Aceh. Dari subuh kami sudah bertukar doa lewat media sosial. Hingga malam menjelang tidur, selepas melakukan aktivitas rutin kami selalu menyempatkan untuk bertatap wajah via aplikasi chatting yang mengizinkan fitur video call. Lalu saya ngelonin Queen untuk tidur. Selang beberapa menit telepon kembali berdering disertai pesan singkat suami yang cukup bikin hati ini sesak, berasa langitku runtuh saat itu.

"Mobil sedan ade kebakaran."

Seolah paham kronologis kejadian, kami menangis bersama di telepon. Tanpa ada yang dekat dengan posisi TKP. Mobil kami tengah digunakan untuk operasional pengadaan spare part dalam misi next project ke PLTU Duri Riau. Seorang paman yang mengendarai kendaraan kami ditemani salah seorang rekan kerja dari kantor Papaben, dari gerbang kantor menuju arah Mampang Prapatan. Di tengah kemacetan, tiba-tiba mobil mengeluarkan asap dan ada percikan api. Sontak kepanikan tersirat dari kedua penumpang hingga kendaraan-kendaraan lain di sekitar mobil kami. Beruntung Mang Ian dan Om Mahmud sempat menyelamatkan diri keluar mobil. Lama-kelamaan api makin membesar menghanguskan mobil kami tanpa sisa.

Pedih hati saya. Sakit sekali.

Ditengah keputusasaan itu, justru Papaben yang berulang kali menelepon menenangkan sembari mengurus berbagai keperluan dengan polisi dengan jarak jauh.

Semua kejadian dikembalikan ke pribadi kita. Bukankah sehelai daun yang jatuh juga atas izin dan kuasa Alloh SWT. Bismillahirrohmanirrohim, semoga Alloh gugurkan semua dosa kami dan menggantinya dengan keberkahan kebaikan yang lebih lebih lagi. Alloh sangat sayang pada kita.

Timeline pagi ini pun turut diramaikan oleh berita kami :




Yang mengerikannya yang ini, situasinya bikin merinding pisan :