Jumat, 16 Februari 2018

Checklist Indikator Perkembangan Anak (Diknas)

Berikut ini adalah checklist indikator untuk anak usia 0-5 tahun yang dibuat berdasarkan materi “Konsep Pengembangan PAUD Non Formal” yang dibuat oleh Pusat Kurikulum Diknas.


Pengembangan kurikulum untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dibuat oleh Diknas mengacu pada bidang pengembangan:

  • Moral dan nilai-nilai agama
  • Sosial, emosional dan kemandirian
  • Berbahasa
  • Kognitif
  • Fisik/Motorik
  • Seni

Klik link ini untuk mendownload indikator usia 0-1 tahun dari Rumah Inspirasi (Diknas)
Klik link ini untuk mendownload indikator usia 1-2 tahun dari Rumah Inspirasi (Diknas)
Klik link ini untuk mendownload indikator usia 2-3 tahun dari Rumah Inspirasi (Diknas)
Klik link ini untuk mendownload indikator usia 3-4 tahun dari Rumah Inspirasi (Diknas)
Klik link ini untuk mendownload indikator usia 4-5 tahun dari Rumah Inspirasi (Diknas)


Kamis, 15 Februari 2018

Mengenal Montessori

Materi Kuliah WhatsApp Rumah Main Anak

πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚
PENGENALAN METODA MONTESSORI
Oleh : Ivy Maya Savitri (Rumah Montessori)

❣APAKAH MONTESSORI ITU ?
-Montessori merupakan metode pengajaran yang dipelopori oleh Dr. Maria Montessori.
-Montessori memadukan antara ilmu kedokteran (psikologi perkembangan anak) dengan ilmu pendidikan konvensional.
-Metode Montessori menggunakan peralatan edukatif yang dirancang sesuai kebutuhan anak.
-Metode pendidikan ini khususnya diberikan untuk anak usia 0-12 tahun, meskipun saat ini ada 1 SMP di Bogor yang menggunakan metode Montessori.
-Metode ini bersifat universal (mempelajari seluruh kebudayaan di dunia).
-Metode ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak yang mandiri, percaya diri, dan menghargai perbedaan sehingga dapat menjadi warga dunia yang andal.

❣MENGAPA METODE MONTESSORI?
-Metode ini memperhatikan kepentingan/kebutuhan anak secara perseorangan (child centered).
-Memiliki prinsip-prinsip yang terdefinisi dengan jelas sampai ke tata cara pelaksanaannya.
-Dilengkapi dengan peralatan pendidikan yang memiliki fungsi, cara penyampaian, dan kontrol yang jelas.
-Menerapkan pola ajar yang melibatkan anak secara aktif, interaktif, dan bervariasi.
-Melibatkan seluruh indra sehingga sesuai dengan tahap awal pembelajaran anak usia dini yang belajar melalui indra-indra mereka.
❣APA ITU MONTESSORI MODERN? (MONTESSORI IN MODERN APPROACH)
-Montessori merupakan metode yang sudah berumur lama dan masih relevan digunakan sampai sekarang.
-Zaman semakin maju dan terjadi perubahan di berbagai bidang (cara pandang, budaya, kebutuhan di masa mendatang) contoh : zaman sekarang banyak diperlukan orang yang andal untuk bekerja secara tim maupun individu/independen.
-Memadukan, menambahkan kurikulum/metode/cara apapun yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak serta kebijakan pemerintah setempat dengan tidak menghilangkan ‘benang merah’ tujuan dari metode Montessori itu sendiri.

❣SEKILAS RIWAYAT HIDUP DR. MARIA MONTESSORI
Maria Montessori lahir di Chiaravalle-Italia tahun 1870. Ia merupakan dokter wanita pertama di Italia yang menangani anak-anak terlantar dan tertarik pada pendidikan untuk anak dengan keterbelakangan mental dan kesulitan belajar lainnya. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Jean Itard (The Wild Boy of Averyon, Education of The Senses) dan Edouard Seguin (Education of The Movement)  serta para pemikir pendidikan lainnya, seperti Rousseau, Pestalozzi, dan Froebel. Pada tahun 1906 ia mendirikan Casa dei Bambini (Rumah Anak) di Roma untuk anak usia 3-6 th. Peserta didiknya beragam karakter, baik normal maupun anak berkebutuhan khusus, anak-anak dari kaum menengah ke bawah, buruh, dll. Ia menulis buku The Secret of Childhood, The Discovery of the Child. Montessori meninggal dunia di Belanda tahun 1952. Metode Montessori banyak digunakan di seluruh dunia (Asia, Eropa, Amerika) sampai saat ini.

❣FILOSOFI DASAR METODE MONTESSORI

πŸ’–BAGAIMANA SEORANG ANAK BELAJAR ?

πŸ’–KARAKTERISTIK UMUM ANAK
Montessori percaya bahwa semua anak, dimanapun dan kapan pun pada umumnya :
-Memiliki otak yang menyerap semua informasi (absorbent minds)
-Melalui periode sensitif
-Ingin belajar
-Belajar melalui bermain
-Melalui tahapan perkembangan
-Ingin mandiri

πŸ’–APAKAH ABSORBENT MINDS ?
-Menyerap informasi dan belajar dari lingkungan tanpa sadar dengan kecepatan yang tinggi.
-Mempengaruhi perkembangan anak di masa yang akan datang
Terdiri dari dua tahap :
* tahap tidak sadar (0-3 tahun)
* tahap sadar (3-6 tahun)

πŸ’–PERIODE SENSITIF
-Merupakan periode sementara dalam kehidupan anak di mana dia sangat sensitif terhadap aspek tertentu.
-Menunjukkan pola tingkah laku :
1. melakukan suatu kegiatan berulang-ulang sampai akhirnya satu keahlian terbentuk (misalnya : jalan).
2. Menunjukkan vitalitas dan kesenangan dalam melakukan kegiatan tersebut.
Beberapa periode sensitif mungkin terjadi bersamaan, sementara yang lain mungkin berurutan.

SENSITIVE PERIODS (Periode Sensitif)
1⃣Sensitive Period of Order (0-3 thn)
2⃣Sensitive Period of Language (0-6 thn)
3⃣Sensitive Period of Walking (1-4 thn)
4⃣Sensitive Period of The Social Aspects of Life (2-6 thn)
5⃣Sensitive Period of Small Objects (1-2 thn)
6⃣Sensitive Period of Learning Through Senses (0-5 thn 9 bulan)

πŸ’–ANAK INGIN BELAJAR
-Motivasi bawaan untuk belajar : suatu proses dimana perubahan permanen terbentuk dalam diri seseorang
-Pada usia 3 thn keinginan belajar meningkat
-Suka meniru, eksplorasi dan adaptasi

πŸ’–BERMAIN SAMBIL BELAJAR
-Main untuk orang dewasa berbeda dengan main untuk anak
-Pentingnya bermain bagi anak
-> belajar untuk marah, rebutan, mempertahankan diri, berkelahi, berbagi
MAIN = KERJA = BELAJAR (play is work for children because they are learning)

πŸ’–TAHAPAN PERKEMBANGAN
TAHAP 1 : 0-6 tahun
TAHAP 2 : 6-12 tahun
TAHAP 3 : 12 – 18 tahun

πŸ’–ANAK INGIN MANDIRI
-Kebutuhan bawaan sejak lahir
-Membentuk rasa percaya diri
-Perlihatkan keterampilan yang diperlukan
-Beri mereka waktu
-Orientasi pada proses

πŸ’–KARAKTERISTIK LINGKUNGAN KELAS MONTESSORI
1⃣Lingkungan Fisik
Lingkungan Estetika
Lingkungan Intelektual
Lingkungan Sosial dan Emosional

LINGKUNGAN FISIK
-Peralatan  yang disesuaikan dengan ukuran anak (child-size equipment)   agar anak tidak perlu banyak dibantu dalam melakukan kegiatannya (proses untuk mandiri).
-Benda-benda yang nyata di kehidupan sehari-hari(real objects).
-Mudah untuk keluar ruangan kelas (access to garden) untuk kebebasan bergerak dan belajar di alam bebas terbuka.
-Stimulasi  penuh dengan alat-alat yang akan menstimulasi semua potensinya.

2⃣LINGKUNGAN ESTETIKA
-Indah
-Terstruktur dan teratur
-Bersih
-Tenang dan damai

3⃣LINGKUNGAN INTELEKTUAL
-LIMA AREA KURIKULUM : Practical Life, Sensorial, Language, Mathematics, and Cultural.
-Material didaktik : koreksi melekat, masing-masing satu buah.
-Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukkannya, dipelihara, bergiliran dan dikembalikan pada tempatnya.
-Modern Approach : alat dapat dipresentasikan dalam kelompok besar maupun kecil, beberapa alat dapat dimainkan bersama.

4⃣LINGKUNGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
-Kebebasan yang bertanggung jawab -> anak-anak bebas bergerak saat beraktivitas sesuai dengan kenyamanan.
-Kelas lintas usia (vertical grouping) -> usia anak dalam satu kelas dicampur (2-6 th) agar dinamika sosial lebih beragam dan juga untuk stimulasi anak dalam menghadapi teman-teman di berbagai usia.
-Guru sebagai role model   guru/fasilitator yang konsisten, tegas tanpa kehilangan sentuhan individual dalam menangani anak dan kelas. Guru disebut 'directriss'.
-Pendekatan positif

πŸ’–CATATAN PENTING DALAM KELAS MONTESSORI
-Kegiatan diperlihatkan secara perlahan dan hati-hati  anak mencermati & menganalisa.
-Minimum percakapan  menjaga konsentrasi.
-Mengenalkan materi (presentasi kegiatan) bertahap sesuai dengan tingkat kesulitannya begitupun dengan mengenalkan bahasa.
-Anak selalu diberi semangat dan dukungan.
-Jangan pernah menyalahkan, mengkritik bahkan membetulkan hasil pekerjaan anak-anak.
-Tunggu sampai kemampuannya tercapai (self learning).
Mengulang presentasi  materi jika diperlukan.

πŸ’–GROUND RULES FOR DIRECTRESS
-Menjaga keteraturan, kerapihan, dan kebersihan
-Menerapkan keindahan dan kesederhanaan
-Memastikan adanya rasa saling menghargai
-Jagalah konsentrasi anak
-Perkenalkan & aktifkan anak untuk segera kontak dengan dunia dan kenyataannya
-Selalu siap melayani & menolong anak (help them to do it by themselves)
-Mengamati anak dengan cermat
-NO PUNISH & NO REWARDS  for child’s WORK, but kita boleh memberi ‘konsekuensi’ jika berkaitan dengan behaviour anak.
-Semua benda dalam kelas digunakan sesuai dengan fungsi & peruntukannya
-Tidak membandingkan seorang anak dengan anak lain

Terima kasih

πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒπŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚
IG @rumahmainanak
FP FB: Rumah Main Anak
Web: rumahmainanak.com

Tanya Jawab
Wah sy dpt ilmu baruu ini 😍
Setau sy, montessori dimulai dr usia 1,5-5 thn saja πŸ™ˆ kebetulan sy suka BERDIY membuat aparatus montessori untuk anak sy sejak dy 1 tahunan, karna harga aparatus asli lumayan kan buu hehe

Nah yg sy tanyakan, bolehkah dishare aparatus montessori untuk usia dibawah 1 tahun dan di atas 5 thn? Apa saja materi yg difokuskan?

Sy pas sdg hamil anak kedua, jd ingin bs stimulus ala montess sejak dy usia 0 bulan 😁
Sejauh ini baru kenal munari mobile saja πŸ™ˆ dan sekilas dengar ttg brain games. Apa ya itu dlm montessori?

Hehe maaf nanyanya jd beranak πŸ™ˆ

(aisyah, syakira 32 bulan, rma 5, jombang)

Jawaban :
Halo..Mba Aisyah. Untuk Montessori for toddler akan saya share beberapa contoh aparatusnya. Untuk Montessori for elementary bisa langsung cek di sini ya Mba.

http://www.montessoritraining.net/diploma-programs/lower-elementary-6-9/curriculum-samples

http://www.cambridgemontessori.org/academics/departments/elementary-curriculum?page=1

Brain game atau senam otak adalah gerakan sederhana dengan menggunakan keseluruhan otak karena merupakan penyesuaian dengan tuntutan sehari -hari sehingga belajar jadi riang dan senang. Brain game ini bukan merupakan bagian dari kurikulum Montessori itu sendiri. Namun, banyak diterapkan juga di sekolah untuk membuat anak-anak lebih rileks saat menerima pembelajaran.✅

*Sensorial*
1. Knobbed Cylinder : Anak memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek. Anak mampu mengurutkan konsep2 tersebut. (alat peraga berbentuk silinder)

2. Pink Tower : Anak mampu memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah, berat-ringan. Alat peraga berbentuk kubus. Anak mampu menyusun menara kubus dr kubus terbesar hingga kubus paling kecil.

3. Brown Stair : Anak mampu memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah. Alat peraga berbentuk balok. Anak mampu menyusun balok secara mendatar dr balok terbesar hingga balok paling kecil.

4. Long Rods : Anak mampu memahami konsep panjang-pendek. Alat peraga berbentuk balok panjang. Anak mampu menyusun balok secara mendatar dr balok paling pendek hingga balok paling panjang.

5. Knobbles Cylinder : Anak mampu memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek. Anak mampu mengurutkan konsep2 tersebut. (alat peraga berbentuk silinder dan tabung).

6. Touch board : Anak mampu memahami konsep kasar-halus.

7. Touch tablets : Anak mampu mengurutkan benda bertekstur dari paling kasar ke paling halus, maupun sebaliknya.

8. Touch fabrics : Anak mampu menyamakan tekstur dua buah kain dari bahan2 yang berbeda (wol, sutra, jeans, dll).

9. Streognostic Bags : Anak mampu mengambil benda yg diperintahkan di dalam tas kecil  tanpa melihatnya.

10. Baric Tablets : Anak mampu membedakan benda yang berat-sedang-ringan.

11. Thermic Tablets : Anak mampu menyamakan tekstur dan suhu dua buah benda dari bahan2 yang berbeda (keramik, kayu, kaca, besi, dll).

12. Smelling Bottles : Anak mampu menebak aroma tertentu di dalam botol, maupun menyamakan aromanya dengan botol aroma yg sama.

13. Tasting Sollution : Anak mampu menebak rasa tertentu di dalam botol, maupun menyamakan rasa dengan botol rasa yg sama.

14. Sound Boxes : Anak mampu  menyamakan 2 botol yang memiliki suara yg sama. Anak mampu mengurutkan botol suara dr suara paling keras hingga paling pelan/sebaliknya.

15. Geometric Presentation Tray : Anak mampu memahami konsep persegi, segitiga, dan lingkaran. Mengurutkan dari yg terkecil-terbesar/sebaliknya. Mengumpulkan benda yg berbentuk persegi, segitiga, atau lingkaran.

16. Geometric Cabinet and Cards : Anak mampu memahami konsep persegi panjang, jajar genjang, trapesium, oval, segienam, segi delapan, dll. Mengurutkan dari yg terkecil-terbesar/sebaliknya. Mengumpulkan benda2 dengan bentuk tsb.

17. Constructive Triangles : Anak mampu menyusun segitiga besar dr beberapa potongan segitiga kecil.

18. Tesselation : Anak mampu membuat gambar tertentu dari block tesselation.

19. Binomial Cube : Anak mampu memahami konsep volume dan bilangan pangkat dua.

20. Trinomial Cube : Anak mampu memgenal konsep volume dan bilangan pangkat tiga.
πŸ‘†πŸΌ Aktivitas Montessori di Rumah tidak selalu harus menggunakan aparatus Montessori yg asli. Silakan pahami konsep2nya, lalu sesuaikan dgn bahan2 yg ada di rumah 😊

Semangaaat ✊🏼✊🏼

*Bahasa*
1. Inset for Design/Metal Inset : Anak mampu memegang alat tulis dengan benar, mengembangkan kontrol dan fleksibilitas gerakan

2. Sandpaper Letters : Anak mampu mengenal arah penulisan huruf, mengasosiasikan suara phonic dengan huruf, mengingat bentuk huruf.

3. Large Moveable Alfabet : Mengevaluasi daya ingat anak thdp huruf, anak mampu berlatih menyusun kata.

*Urutan pembelajaran Bahasa Metode Montessori*

Pink Series:
》kata2 yg dikenalkan pada Pink Series bahasa Indonesia adalah kata yg terdiri dari 3-4 huruf dgn suku kata terbuka. Contoh: mata-kuda-kaki, dll).

4. Pink Object Box & LMA : Anak mampu menyusun kata dengan melihat benda 3 dimensinya.

5. Pink Picture Box & LMA : Anak mampu menyusun kata dengan melihat gambarnya.

6. Pink Object Box & Word Tags : Anak mampu meletakkan kartu kata dengan pasangan benda 3 dimensinya.

7. Pink Picture Box & Word Tags : Anak mampu meletakkan kartu kata dengan pasangan gambarnya.

8. Pink Word List : Anak mampu membaca kata-kata yang singkat.

9. Pink Mistery Box : Anak mampu membaca dengan suara yang pelan (kontrol suara).

10. Pink Sight Words : (utk pembelajaran B. Inggris)

11. Pink Sentence Strips (attached) : Anak mampu membaca frase atau kalimat (kalimat dikenalkan jk anak sdh mampu membaca frase) sesuai dengan makna (gambar)nya. Anak belajar mengenal huruf kapital dan tanda titik pada kalimat.

12. Pink Sentence Strips (detached) : Anak mampu mencocokkan frase atau kalimat (kalimat dikenalkan jk anak sdh mampu membaca frase) sesuai dengan makna (gambar)nya. Anak belajar mengenal huruf kapital dan tanda titik pada kalimat.

13. Pink Picture Cards : Anak mampu menyamakan kata pada gambarnya.

14. Pink Reading Books : Mengembangkan kosa kata anak dengan membaca buku yg memiliki kata2 yg singkat.

》Blue Series
kata2 yg dikenalkan pada Blue Series bahasa Indonesia adalah kata2 dengan suku kata tertutup (Contoh: kapak-sakit-keras, dll), serta kata2 yg memiliki 'blending' (Contoh : perang-nyamuk-bandung, amplop, dll)

》Green Series
kata2 yg dikenalkan pada Blue Series bahasa Indonesia adalah kata2 yang mengandung diftong. (Contoh : kerbau, amboi, dll)

Pada tingkat lebih lanjut anak-anak juga dikenalkan dengan kata benda, kata sifat, kata kerja, dan kata depan. Serta belajar membuat kalimat dengan menggunakan Small Moveable Alfabet.

*Matematika*
*Number 1-10*
-Lagu ttg Angka
-Permainan Angka
-Gross Motor : Kuantitas dan Angka

1. Number Rods : mengenal kuantitas 1-10 secara konkrit. Alat peraga berbentuk balok panjang merah-biru. Anak memahami semakin panjang balok maka kuantitasnya semakin besar.

2. Sandpaper Number : Anak mengetahui cara dan arah menulis angka

3. Number Rods dan Kartu : Anak mampu mengasosiasikan benda dengan tulisan angkanya. Anak mampu mengurutkan balok/benda lain dari 1-10.

4. Spindle Box : Anak mengenal konsep *kosong = tidak ada apa2*. Anak mengenal angka 0.

5. Cards dan Counters : Anak mampu mengenal angka ganjil dan genap.

*The Decimal System*
6. The Names of The Power of Ten : Anak mengenal bilangan satuan (1), puluhan (10), ratusan (100), dan ribuan (1000) dengan benda yg konkrit.

7. Menghitung Manik Emas : Anak mengenal konsep bahwasanya 10 satuan=1 puluhan (sepuluh), 10 puluhan=1 ratusan (seratus), dan 10 ratusan=1 ribuan (seribu).

8. Manik Emas-Mengingat Jumlah : Anak mampu mempraktikkan konsep satuan-puluhan-ratusan-ribuan dengan mengambil benda yg sesuai jumlahnya.

9. Belajar Nama-Simbol Tertulis : Anak mengenal simbol angka 1, 10, 100, 1000 dan mampu menuliskannya.

10. Mengingat jumlah : Anak mampu mempraktikkan konsep satuan-puluhan-ratusan-ribuan dengan mengambil benda yg sesuai dengan kartu simbol angkanya.

11. Birds Eye View : sama dengan Mengingat Jumlah (biasanya dilakukan secara kelompok)

12. Kombinasi Kuantitas dan Simbol : sama dengan Mengingat Jumlah (biasanya dilakukan secara kelompok)

*Linear Counting*
13. Pengenalan Short Bead Stair : mengenalkan anak pada manik-manik berjumlah 1, 2, 3, s.d. 9 dan mampu mengurutkannya dari bilangan terkecil-terbesar.

14. Belajar Nama dari Kuantitas 11-19 : Anak mampu mengenal konsep 11-19 melalui benda konkrit (manik puluhan dan manik satuan).

15. Seguin Board A : Belajar Simbol dari Kuantitas 11-19 : Anak mampu mengenal simbol angka 11-19 (abstrak).

16. Seguin Board A : Kombinasi & Simbol 11-19 : Anak mampu mengasosiasikan simbol angka 11-19 dengan bendanya (manik2).

17. Belajar Nama dari Kuantitas 10-90 : Anak mampu mengenal konsep 10-90 melalui benda konkrit (manik puluhan).

15. Seguin Board B : Belajar Simbol dari Kuantitas 10-90 : Anak mampu mengenal simbol angka 10-90 (abstrak).

16. Seguin Board B : Kombinasi & Simbol 10-90 : Anak mampu mengasosiasikan simbol angka 10-90 dengan bendanya (manik2).

17. 100 Beads Chain : Anak mengenal konsep bahwasanya ratusan itu terdiri dari 100 satuan manik2.

18. 1000 Beads Chain : Anak mengenal konsep bahwasanya ribuan itu terdiri dari 1000 satuan manik2.

*Golden Beads Group Operation*
19. Penjumlahan Statis : Memberikan pengalaman konkrit penjumlahan statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 1234 + 1234 = 2468

20. The Changing Game : Memgenalkan konsep perubahan angka saat mengerjakan penjunlahan. Misal 80+30 maka hasilnya 110 (11 puluhan ditukar menjadi 1 ratusan dan 1 puluhan).

21. Penjumlahan Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit penjumlahan dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 2127 + 2127 = 4254 (10 satuan ditukar dengan 1 puluhan)

22. Pengurangan Statis : Memberikan pengalaman konkrit pengurangan statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 4321 - 3210 = 1111

23. Pengurangan Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit pengurangan dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 6742 - 4831 = 1911 (1 ribuan ditukar dengan 10 ratusan)

24. Perkalian Statis : Memberikan pengalaman konkrit perkalian statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 1234 x 2 = 2468

25. Perkalian Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit perkalian dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 1224 x 3 = 3672 (10 satuan ditukar dengan 1 puluhan)

26. Pembagian Statis : Memberikan pengalaman konkrit pembagian statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 4444 : 4 = 1111

27. Pembagian Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit pembagian dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 3672 : 3 = 1224 (1 puluhan ditukar dengan 10 satuan)

*Introducing to Recording*
28. Penjumlahan dengan Small Number Rods : Anak mampu mengaplikasikan penjumlahan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk balok panjang 1-10 berukuran kecil (2 set).

29.  Pengurangan dengan Small Number Rods : Anak mampu mengaplikasikan pengurangan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk balok panjang 1-10 berukuran kecil (2 set).

30. The Snake Game : Permainan penguatan konsep bilangan 1-9.

31. Penjumlahan dengan Short Bead Stair : Anak mampu mengaplikasikan penjumlahan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk manik2 1-9 (2 set).

32. Pengurangan dengan Short Bead Stair : Anak mampu mengaplikasikan pengurangan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk manik2 1-9 (1 set).

33. Perkalian dengan Short Bead Stair : Anak mampu mengaplikasikan perkalian dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk manik2 1-9 (9 set).

*Operation With Boards*
34. Addition Strip Board : Anak mampu mengaplikasikan penjumlahan dengan menggunakan media yg lain (papan penjumlahan).

35. Substraction Strip Board : Anak mampu mengaplikasikan pengurangan dengan menggunakan media yg lain (papan pengurangan).

36. Multiplication Strip Board : Anak mampu mengaplikasikan perkalian dengan menggunakan media yg lain (papan perkalian).

*Individual Operations dan Stamp Game*
37. Penjumlahan Statis
38. Penjumlahan Dinamis
39. Pengurangan Statis
40. Pengurangan Dinamis
41. Perkalian Statis
42. Perkalian Dinamis
43. Pembahian Statis
44. Pembagian Dinamis
》Presentasi sama seperti pada konsep no 19-27 (hanya saja ini dilakukan secara individual dan materialnya abstrak: menggunakan stamp game yang merupakan simbol tulisan).
21. Colour Box 1 : Mengenalkan anak 3 warna primer

22. Colour Box 2 : Mengenalkan anak 11 warna sekunder

23. Colour box 3 : Mengenalkan anak warna tersier. Anak mampu menyusun warna sesuai gradasinya (dari gelap ke terang ataupun sebaliknya)..

*CULTURE*
*Zoology*
1. Koleksi Model Hewan : Mengenalkan hewan secara konkrit (benda/figure hewan 3 dimensi).

2. Keluarga Hewan (Peternakan) : Mengenalkan keluarga hewan (bapak-induk-anak hewan) secara konkrit (benda/figure hewan 3 dimensi).

3. Gambar Besar Hewan : Mengenalkan hewan secara abstrak (gambar).

4. Phylum Cordata : Mengenalkan konsep klasifikasi hewan

5. Pengelompokkan Hewan Secara Luas : Mengklasifikasi kelompok hewan (misal: keluarga mamalia). Mengenal persamaan dan perbedaan hewan.

6. Pengelompokkan Hewan Secara Spesifik : Mengklasifikasi kelompok hewan secara spesifik, misal: keluarga burung yang bisa terbang dengan keluarga burung yg tidak bisa terbang. Mengenal persamaan dan perbedaan hewan.

7. Puzzle Hewan : Mengenal bagian2 tubuh hewan melalui benda konkrit

8. Bagian Tubuh Hewan : Mengenal bagian2 tubuh hewan melalui gambar (kartu nomenklatur)

9. Siklus Hidup Hewan : Mengenal siklus hidup hewan

*Botany*
10. Nature Table : Anak mampu mengamati benda2 alam maupun tumbuhan/binatang.

11. The Sun Game : Anak mampu mengenal fungsi matahari bagi kehidupan makhluk hidup. Anak mengenal konsep herbivora-karnivora.

12. Koleksi Model Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenalkan buah/sayur, dst secara konkrit (benda/figure buah/sayur, dst 3 dimensi).

13. Gambar Besar Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenalkan buah/sayur, dst secara abstrak (melalui gambar buah/sayur, dst.)

14. Botany Cabinet Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenal bagian2 Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon melalui benda konkrit.

15. Bagian dari Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenal bagian2 Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon melalui gambar (kartu nomenklatur).

16. Cabinet - Daun : Mengenal jenis-jenis daun secara konkrit.

17. Siklus Hidup : Mengenal siklus hidup tumbuhan melalui gambar.

*Geografi*
18. Sandpaper Globe : Mengenalkan anak perbedaan daratan dan lautan (konkrit).

19. Globe-Benua : Mengenalkan anak benua2 yang ada di bumi melalui globe (konkrit).

20. Puzzle Peta Dunia : Mengenalkan anak benua2 yang ada di bumi melalui peta (konkrit).

21. Kartu Benua : Mengenalkan anak benua2 melalui kartu nomenklatur (abstrak).

22. Country Box : Mengenalkan anak suatu negara melalui benda2 khas dari negara tersebut.

23. Country Folder : Mengenalkan anak suatu negara melalui gambar khas dari negara tersebut.

24. Hewan dari Seluruh Dunia : Megenalkan anak asal hewan dari berbagai dunia

25. Bendera : Mengenalkan bendera2 dr seluruh negara (bertahap 2 bendera perpertemuan)

26. Pengantar Tiga Elemen : Mengenalkan anak terkait udara, air, dan tanah serta makhluk hidup yang ada di dalamnya.

27. Bentuk Tanah dan Air : Mengenalkan anak terkait bentuk2 daratan dan perairan (danau, teluk, selat, pulau, dll).

28. Individual Puzzle Maps : Mengenalkan anak puzzle benua2.

29. The Solar System : Mengenalkan anak tata surya melalui kartu nomenklatur.

30. Struktur Bumi : Mengenalkan anak struktur dan bagian2 bumi melalui kartu nomenklatur.

31. Lapisan Gunung Berapi : Mengenalkan anak struktur gunung berapi melalui kartu nomenklatur.

*History*
32. Berlalunya Waktu/Bagian dari Waktu : Mengenalkan anak konsep waktu melalui jam pasir.

33. Timeline dalan Keseharian Anak : Mengenalkan waktu2 aktivitas anak (misal: waktu bangun tidur, waktu mandi, waktu makan, dst hingga tidur kembali).

34. Jam : Mengenalkan konsep jam pada anak.

35. Permainan Ulang Tahun : Mengenalkan kuantitas usia anak dengan cara memberi tahu bahwasanya 1 tahun = 12 bulan. Anak mengitari matahari sambil membawa globe sebanyak bilangan usianya.

36. Berapa Usia Saya dan Keluarga : Mengenal usia anggota keluarga. Mengenal konsep lebih tua-lebih muda, paling tua-paling muda.

37. Timeline dalam Kehidupan Anak : Mengenalka anak perkembangan hidupnya dari lahir sampai sekarang melalui foto2 dirinya sendiri.

38. Timeline Prasejarah : Mengenalkan sejarah pembentukan bumi dan masa2nya.

*Untuk Anak2 Usia Under 2,5y Bisa menyesuaikan kegiatannya dgn kurikulum Montessori 2,5y-6y sesuai dgn kemampuan anak masing2 ya Buibu*

Atau under 2y bisa juga optimalisasi stimulasi indra, bermain puzzle knob, pengenalan object permanence, dll

Sabtu, 10 Februari 2018

Day 10 Mengenal Gaya Belajar Anak : Permainan Kolam Bola (Stimulasi Motorik Kasar)

Motorik Kasar

Tanggal : 10 Feb 2018
Nama ibu : Annisa Fitriany Ramadhan
Nama anak : Queenara (17 bulan)

Judul Stimulasi : Permainan Kolam Bola

Alat :
- Kolam
- Bola Plastik Kecil Warna-Warni

Cara bermain :
1. Siapkan kolam plastik yang bisa dimasuki bayi dan masukkan bola2 plastik ke dalamnya
2. Biarkan bayi menyentuh bola dan mengamatinya
3. Minta bayi masuk ke kolam hingga ia bisa merasakan tekstur bola dengan telapak kakinya
4. Bermain dengan melempar bola ke atas kepala bayi
5. Lakukan perlahan agar bayi tidak terkejut

(Sensasi dan tekstur bola akan dirasakan oleh organ sensori seluruh tubuhnya yang akan bergerak aktif dan perkembangan motorik kasar dan halusnya akan berkembang)

Cheklist indikator :
- Melempar bola ke arah tertentu ✅
- Mulai belajar menangkap bola ✅
- Memiringkan tubuh ke kanan dan kiri ✅





Jumat, 09 Februari 2018

Day 9 Mengenal Gaya Belajar Anak : Stimulasi Corat Coret (Motorik Kasar dan Halus)

Motorik Kasar

Tanggal : 9 Feb 2018
Nama ibu : Annisa Fitriany Ramadhan
Nama anak : Queenara (17 bulan)

Judul Stimulasi : Corat coret di kertas karton bergelombang

Alat :
- Kertas karton bergelombang
- Pensil warna

Cara bermain :
1. Perrlihatkan kertas karton pada bayi dan bercerita
2. Sentuh dengan tangan dan rasakan tekstur karton bergelombang sambil bercerita
3. Dorong bayi menggambar dengaan pensil warna
4. Lihat gambar yang sudah jadi sambil bercakap cakap

Cheklist indikator :
- Membuat coretan tidak beraturan dengan menggunakan pinsil/spidol/krayon ✅

Kamis, 08 Februari 2018

Day 8 Mengenal Gaya Belajar Anak : Bermain Peran

Bermain boneka memiliki banyak manfaat, lho. Sejak usia 12-18 bulan, bayi sudah bisa diajarkan bermain boneka. Sekalian ia bisa bermain peran. Menjadi seorang ibu, misalnya. 

Persiapan yang diperlukan:

  • Boneka dan bajunya. Bisa juga menggunakan  baju anak yang sudah kekecilan.
  • Sisir
  • Selimut
  • Peralatan makan: piring dan sendok
  • Camilan seperti sereal atau biskuit

Cara bermain:
  • Minta balita untuk menyisir rambut boneka
  • Katakan pada balita bahwa bonekanya kedinginan. Minta balita memakaikan jaket atau selimut pada bonekanya.
  • Boneka yang belum makan sejak pagi merasa lapar. Minta anak menyuapi sereal atau biskuit pada bonekanya.
  • Saatnya tidur, ajak anak menidurkan boneka di atas bantal atau menimang-nimangnya sambil menyanyikan lagu Nina Bobo.

Manfaat yang didapat:
  • Mengembangkan imajinasi balita
  • Belajar berempati
  • Mengasah keterampilan sosial dan mengekspresikan perasaan pada orang lain
  • Mengulang kata-kata yang sering didengarnya dari orang tuanya, seperti 'ngantuk', 'bobo', dan 'lapar', sehingga memperkaya kosa kata balita.



Catatan:
Banyak profesi yang dapat dimainkan saat bermain peran yang lain, sebagai dokter, suster, bahkan guru. Kreatiflah menciptakan peran dan situasi. Banyak sekali yang bisa dieksplorasi saat anak bermain boneka. 

Kadang saya mengajak Queen bermain 'Ayo Sekolah', walaupun usianya belum cukup, namun saya mencoba mempersiapkan dengan memberinya gambaran untuk memasuki dunia sekolah lewat bermain peran. Hal penting yang tidak boleh terlewat adalah perlengkapan sekolah sederhana yang menunjang kegiatan sekolahnya seperti tas gendong (alhamdulillah dapet baru dari mama mertua) dan isi ATK nya yang aman untuk bayi (jangan yang berukuran kecil tapi mudah digemggam daaan yang mudah dihapus, jangan dulu kasih pulpen karna Queen mulai suka melukis dimanapun pakai pulpen yang ia temukan dimanapun bekas ibu atau neneknya nulis jadilah semua objek penuh dengan coretan pulpen yang nggak bisa dihapus hehehe)

Rabu, 07 Februari 2018

Day 7 Mengenal Gaya Belajar Anak : Bermain Gym Ball (Stimulasi Motorik Kasar)

Motorik Kasar

Tanggal : 7 Feb 2018
Nama ibu : Annisa Fitriany Ramadhan
Nama anak : Queenara (17 bulan)

Judul Stimulasi : Menggelindingkan Bola Senam

_Alat :_
- Gym Ball (Bola Senam)

_Cara bermain :_
1. Perlihatkan gym ball pada bayi dan ajak bercakap-cakap
2. Mulai permainan saat bayi mulai tertarik pada bola
3. Bantu bayi berjalan sambil menggelindingkan bola
4. Gelindingkan bola hingga tiba di tempat tujuan dan beri bayi dorongan semangat sambil sesekali minta bayi menendang bola tersebut
5. Gelindingkan bola ke arah bayi dan minta ia menangkap bola tersebut di tempat tujuan

_Cheklist indikator :_
- Menarik dan mendorong benda   ✅
- Belajar menendang bola ✅
- Mulai belajar menangkap bola ✅

Senin, 05 Februari 2018

Day 5 Mengenal Gaya Belajar Anak :

Anak dengan kecerdasan kinestetik lebih cepat bosan dengan gaya belajar yang hanya duduk diam dan mendengarkan pelajaran. Anak dengan kecerdasan kinestetik menyukai gaya belajar dengan menggunakan obyek, melakukan eksperimen dan tugas fisik yang dilakukan secara berulang. Mam bisa mengembangkan kecerdasan kinestetiknya di rumah sehingga bisa memaksimalkan proses belajar si Kecil dengan 9 gaya belajar berikut ini:
  1. Bermain peran dan terlibat bermain dengan si Kecil. Mam bisa bermain sebagai penjual pembeli, atau dokter dan pasien bersama si Kecil. Minta si Kecil menceritakan perasaannya setelah melakukan kegiatan tersebut. 
  2. Latih keseimbangan. Kegiatan menari mampu melatih keseimbangan gerak si Kecil, melatih keselarasan gerak, kekuatan dan kelenturan ototnya. 
  3. Terlibat dengan alam. Dari pada melihat gambar, ajak si Kecil ke kebun rumah dan biarkan ia menyentuh dan melihat langsung jenis tumbuhan yang Mam ingin perkenalkan pada si Kecil. 
  4. Yuk, bikin kelas drama bersama si Kecil! Si Kecil kurang tertarik jika harus duduk dan mendengarkan dongeng, namun akan berbeda ketika Anda memerankannya dengan gerak bersama si Kecil. 
  5. Dukung hobi si Kecil. Libatkan ia dalam kompetisi maupun seni pertunjukan yang juga akan mengasah kepercayaan dirinya. 
  6. Ajak si Kecil dalam kegiatan yang memperbaiki atau membuat sesuatu. Ia akan belajar memecahkan masalah dengan cara belajar yang disukainya. 
  7. Libatkan si Kecil dalam kegiatan ekstrakurikuler. Salurkan kecerdasan kinestetik anak dengan memilih kegiatan yang banyak mengandalkan fisik seperti karate, menari, futsal, basket, dan sebagainya. Kegiatan ini dapat membantu anak bersosialisasi dengan teman sebaya.
  8. Kenalkan konsep bentuk dengan gerak. Si Kecil akan lebih mudah mengenali huruf dengan menggunakan gerakan, begitu juga dengan konsep panjang pendek yang dipraktekan dengan lengan. 
  9. Berikan ruang belajar yang variatif. Bebaskan si Kecil memilih tempat dan gaya belajarnya seperti duduk di karpet, duduk di meja belajar, atau belajar di halaman rumah.

Sabtu, 03 Februari 2018

Day 4 Mengenal Gaya Belajar Anak :







Day 3 Mengenal Gaya Belajar Anak :

Mengenali Gaya Belajar atau Learning Style Anak.
Terbagi menjadi tiga poin yakni :
1. Apa itu gaya belajar atau learning style.
2. Teori gaya belajar berbasis modalitas belajar dan kecerdasan majemuk atau multiple intelligences
3. Cara mengenali dan menstimulasi gaya belajar anak.
Mengidentifikasi Gaya Belajar Anak
Utk selanjutnya saya akan menggunakan istilah Learning Style dengan singkatan LS.
1. LS adalah suatu cara atau pola yangg sistematis mulai saat informasi atau pengetahuan ( stimulus) diterima oleh panca indera kemudian diolah otak secara tepat dan efektif shg informasi atau stimulus tsb mampu bertahan lama di dalam Long Term Memory (LTM) serta bermanfaat bagi proses belajar anak
Setiap individu memiliki LS yg unik dan berbeda2 tergantung pada faktor internal atau bawaan lahir maupun faktor eksernal atau stimulasi dari lingkungan terutama ortu sjk anak usia dini.
2. Teori LS yg akan saya bahas siang ini yakni berdasar:
Teori Modalitas Belajar dari Barbe (VAK model), yang kemud dikembangkan oleh Fleming menjadi VAR/WK Model. Serta Teori Gaya Belajar berbasis Multiple Intelligences dari Howard Gardner.
VAK Model meliputi Visual, Auditori dan Kinestetik. Teori ini menekankan pada peran indera yang dimiliki setiap orang sejak lahir.
VISUAL
terkait kemampuannya dalam menggunakan indera matanya utk melihat dan mengolah info atau pengetahuan dlm bentuk gambar, warna, dan tulisan. Anak visual cenderung lupa nama org tapi tidak lupa wajah orang yang dikenalnya. Tipe orang yang detil dalam mengamati dan menjelaskan. Sangat suka dan nyaman saat menulis, menggambar, menyusun balok, puzzle, merancang bangun, main game atau lihat acara televisi / vcd. Saat di kelas lbh suka duduk di urutan dpn drpd di belakang. Anak ini sgt rapi dan sistematis, termasuk anak yg mudah jika diminta diam dan berkonsentrasi.
AUDITORI
Terkait kemampuan anak dalam menggunakan indera pendengarannya dlm menerima, lalu melanjutkan dan mengolah info ke otak. Anak ini suka belajar smbl bergumam, bersenandung atau mengeraskan suaranya saat membaca ataupun saat melakukan aktivitas apapun, suka mendengarkan musik saat belajar, suka dan sering bertanya dan tdk suka apabila prtanyaannya tdk dijawab shg akan terus bertanya sampai dijawab. Dia lbh suka jika diminta mempresentasikan atau menjelaskan segala sesuatu dg menggunakan bahasa.
KINESTETIK
Terkait kemampuan anak dlm menerima dan mengolah stimulus dengan cara bergerak atau mgunakan fisik atau anggota tubuhnya, anak ini tipe anak yg aktif atau banyak gerak bahkan sangat aktif. Namun perlu dicatat anak ini bukanlah anak hiperaktif. Mereka lebih suka belajar langsung memegang atau memanipulasi media belajarnya, dengan praktek atau terjun ke lapangan. Anak ini tidak suka mendengarkan penjelasan ortu atau guru dlm bentuk ceramah maupun membaca tulisan. Dia lebih suka dijelaskan dg media pembelajaran yg konkrit yg bisa disentuh atau pegang shg mhasilkan suatu produk atau hasil karya.
Tambahan gaya belajar VAR/WK model Fleming yakni READING/WRITING.
Terkait dengan kemampuan anak dlm mengolah info dlm bentuk bahasa dg cara membaca maupun menulis..
Teori VAK maupun VARWK memiliki kelemahan karena jika anak memiliki ketunaan spt tuna netra maka dia tdak akan memiliki gaya belajar visual,begitu pula anak anak tuna daksa atau cacat fisik spt tdk punya kaki maka anak ini gaya belajrnya bukan kinestetik. Namun pendapat tsb kurang tepat, oleh karena itu pd perkembangan selanjutnya lahir teori multiple intelligences yg meyakini bhw anak tuna daksa pun mampu memiliki gaya belajar kinestetik dan mmg terbukti byk anak tdk punya kaki namun bisa jadi atlet tenang.
LS berbasis teori Multiple Intelligences (MI) cakupannya lbh luas krn utk org2 yg secara fisik kurang atau tdk memiliki modalitas belajar Visual krn tuna netra, Auditori krn tuna rungu maka akan lbh baik kita gunakan juga LS berbasis MI nya Howard Gardner. Gaya belajar mnrt konsp MI ada 8 yakni kinestetik dg bergerak/praktek lsg; linguistik dg membaca, menulis, bicara/diskusi; visual spasial dg melihat gambar, menyusun, menggambar; musikal dg mendengarkan musik, bersenandung; logika matematik dg membaca n memahami pola tertentu, melakukan analisa masalah, penelitian or percobaan, naturalis dg mengenal alam, tumbuhan, hewan, outdoor; intrapersonal dg mengevaluasi, memahami diri, mbuat rangkuman serta interpersonal dg belajar kelompok, bekerjasama.
3. Cara mengenali gaya belajar berbasis modalitas dan multiple intelligences dapat dikenali dengan mengamati aktivitas sehari2 anak. Amati aktivitas yg paling sering diulang, paling diminati atau disukai anak shg anak merasa nyaman dan betah. Orang tua juga dpt menggunakan panduan ceklis atau kuesioner tentang gaya belajar berbasis multiple intelligences, yg sekaligus jg dpt mengetahui potensi kecerdasan yang dominan pada anak… utk ceklis ini insya allah saya ada softfilenya, nanti bs saya email.
Yg penting utk dilakukan ortu adl bukan sekedar mengenali gaya belajar anak namun menstimulasi anak usia dini dg beragam aktivitas yg menstimulasi seluruh aspek perkembangannya atau gaya belajarnya. Krn stp anak punya kedelapan gaya belajar sesuai teori multiple intelligences.
Fokus stimulasi pd anak usia dini adl pada aspek fisik motorik kasar dg mengajak dia berolahaga, berlari, melompat, merangkak, memanjat, main sepeda. Fisik motorik halus spt menggambar, mewarnai, meronce, main puzzle, lego.. kmd stimulasi aspek emosi n sosial mll permainan yg mengandung unsur kerjasama, kompetisi, saling berbagi saat main, sportif, antri nunggu giliran main, serta sisipkan materi kognitif yg mengasah logika berpikir serta kemampuan problem solving nya..
Semakin bertambah usia anak, semakin matang perkembangan aspek fisik motorik, emosi sosial dan kognitifnya, terutama saat SD, saat inilah ortu akan semakin dpt melihat pola gaya belajar yg dominan pada anaknya dengan mengamati aktivitas sehari2 anak..
Dmkn prolog materi saya, smoga mudah untuk dipahami. Mohon sertakan usia dan jenis kelamin anak jika ingin bertanya tentang anak. Terima kasih.
Learning Style Charts
Learning Style Charts
TANYA JAWAB
1.
Anak saya Khansa (5th)..baru saja saya mengenalinya kalo ternyata khansa anak visual kinestetik. Saya merasa kesulitan mengajarkan hafalan surat2 pendek. Satu surat bisa sampai 4bulan bahkan lebih untuk menghafalnya. Selama ini hanya saya ajak menghafal bersama saja. Bgm cara terbaik ya bunda? (Faizza)
JAWAB
Utk mengajarkan pada anak, biasakan tidak sekedar hafalan namun jadikan suatu kebiasaan perilaku yg diulang2 shg dengan demikian anak akan terbiasa dan hafal bukan sekedar hafal.. utk suat2 pendek bisa dibiasakan dg mengajak anak shalat jamaah dg ayah atau bunda, nah saat itu biasakan melafalkan surat2 pendek yg mudah bagi anak usia 5th urut saja spt yg ada di juz amma. Lalu utk variasi kegiatan nya, ibu bisa kenalkan surat2 pendek tsb setiap anak belajar mengaji iqro selepas shalat maghrib..mnrt saya utk surat pendek yg plg tepat dg pembiasaan yg sesuai konteks penggunaan surat2 pendek tsb..atau ulangi lagi sebelum tidur..
Adapun utk materi lain misal bentuk geometri, warna, buah2an, dll, anak2 kinestetik visual perlu menggunakan media atau alat peraga spt flash card, kartu bergambar, lalu digabungkan dengan aktivitas mengambil kartu2 tsb, atau mencari harta karun bergambar kartu2 tsb
******************
2.
Bagaimana sebaiknya gaya belajar yg sesuai utk anak yg susah konsentrasi? Anak saya 2 laki2 usia 10th dan 6th..semuanya sdg aktif2nya. (Yuyun)
JAWAB
krn kedua putra njenengan sdh SD maka saya sarankan bu yuyun utk mengidentifikasi gaya belajar potensi kecerdasan majemuk putra2nya dg menggunakan metode non formal berupa ceklis yg diisi ortu melalui pengamatan pada aktivitas sehari2 anak
Maaf bu Yuyun dan bunda2 smua, alangkah baiknya jika kita tdk terburu2 menyimpulkn bhw anak kita krg konsentrasi krn stimulus atau segala sesuatu yg akan kita beri perhatikan n mbuat kita bertahan fokus pd sesuatu/stimulus itu perlu diketahui dulu gaya belajarnya sbg kunci masuk.
Saya ada ceklis utk identifikasi potensi multiple intelligences yang skaligus mengidentifikasa belajar anak, bisa saya email
************************
Learning Styles
Learning Styles
3.
Sy Fivi ibu 2 anak usia 5,5 tahun dan 15 bulan. Laki2 semua. Anak sy yg pertama sukanya main leggo membuat bangunan2 dan mobil2an. sudah sy ikutkan kursus robotik. Sy belum tahu LS nya, yg pasti bukan kinestetik, krn anaknya betah duduk diam dan konsentrasi utk main leggo, lihat tv, main game dan film youtube. Anaknya juga lebih suka main sendirian, kurang nyaman main di luar rumah dengan anak2 tetangga. Agak susah klo diminta belajar menggambar media kertas, pensil warna, dll, kurang minat sptnya. Mungkin dia minat di rancang bangun dan digital visual. Agak susah ngajak kursus2 lain utk menstimulasi bidang lainnya berdasarkan MI howard garner. Baru mau tambahan kursus musik drum.
Bagaimana menstimulasi minat dan bakatnya berdasarkan aktifitasnya tadi ya bu? Apakah fokus stimulasinya hanya pada bidang yg diminati? Stop stimulasi pd bidang yg tidak disukai. Misal belajar menggambar tadi anak sy kurang suka. Apakah sy stop saja tidak mengajaknya belajar menggambar? Terima kasih.
JAWAB
Putra ibu yg usia 5,5 th mnrt analisa saya mmg cenderung dominan visual spasial,namun ibu jg perlu mengidentifikasi gaya belajarnya yg lain, stdknya mnrt konsep multiple intelligeces ada 8 gaya belajar yg dimiliki stp orang. Urutan pertama visual spasial,namun ibu perlu mengetahui gaya belajar ke 2 sp 8 yg tetap dimiliki anak meski dlm porsi yg tdk dominan. Hal ini perlu diketahui spy ibu dpt mberi aktivitas yg bervariasi n tdk hy terfokus pd satu gaya belajar yg plg dominan.
Utk menstimulasi visual spasial yg ibu berikan sdh betul dg menggunakan media rancang bangun spt leggo,balok atau komputer, namun penggunaan gadget perlu diatur jdwlnya agar anak tetap memiliki waktu utk bgerak, krn dia msh tergolong anak usia dini. Stimulasi pd bidang yg tdk suka boleh tetap dilakukan hy dg jumlah waktu yg lbh sedikit dan jarang.
************************
4
Selanjtanya pertanyaan dr mbak Indhy. Apakah LS yg dimiliki setiap anak dpt berubah seiring bertmbahny usia anak? Faktor apa yg dpt mempengaruhi perubahan / menetapny LS pd setiap anak?
JAWAB
Jika menggunakan konsep multiple intelligences maka dari 8 gaya belajar anak ada sktr 4 sp 5 yg dominan, nah gaya belajar yg pada urutan tsb ada cenderung menetap dg perubahan pada urutan 1 sp 5, sdgkan urutan 6 sp 8 termsuk yg kurang dominan. Gaya belajar urutan 1 sgt kecil kemungkinan mjd urutan 7 atau 8. Yg menentukan bervariasinya perubahan pd gaya belajar yg dominan adl krg optimalnya stimulasi pd gaya belajar yg dominan…
*******************
5
Anak saya usia tujuh tahun. menurut persepsi saya dia anak interpersonal, krn g bisa happy banget kl g punya teman maen..tapi sy amati sejak masuk TK dia jadi pemilih..moody..kalau sreg mood nya dia mau senyum.lgs maen sama teman. giliran g suka dia menampakan ekspresi g sukanya.. tmasuk jl bertemu dg org dewasa ..teman sy misanya.. diajarin bersalaman twrgantung moodnya.. bgm ya bu mengasah ketrampilan berinteraksinya? Terima kasih (Heksa)
JAWAB
Baik bu heksa, coba ibu amati lagi gaya belajar dia slain interpersonal apa, misal ibu amati dlm beraktivitas sehari2 dia lebih memilih jenis permainan apa saja dan lbh bertahan lama pada aktivitas apa saja,disitulah bisa diidentifikasi kecenderungan gaya belajar anak,utk lbh lengkapnya nanti saya email ceklis utk idenifikasi gaya belajar plus skaligus identifikasi potensi cerdas anak berbasis konsep multiple intelligences.
Jenis Gaya Belajar Anak
Jenis Gaya Belajar Anak
CLOSING DARI NARASUMBER
Setiap anak itu unik dengan gaya belajar nya yg dominan dan kombinasi dengan gaya belajar lainnya. Dg teori modalitas belajar, anak punya 3 gaya belajar yaitu visual, audotori, kinestetik. Namun akan lbh baik dan lengkap jika kita gunakan teori MI. Daan stp anak punya 8 gaya belajar dari mulai yg plg dominan sp yg krg dominan.
Gaya belajar mrp kunci atau pintu utama kesuksesan anak dalam menjalani hidupnya. Jika guru dan ortu memahami gaya belajar siswa n anaknya maka akan cenderung sama frekuensi antara gaya mengajar guru/ ortu dan siswa/anak..dg demikian, tak ada pelajaran yg sulit ketika gaya mengajar guru/ortu disesuaikan dg gaya belajar siswa/anak
Semoga bermanfaat ya bunda..mhn maaf jika ada yg kurang berkenan n kurang puas dg jawaban saya,.. trima kasih atas atensi n antusiasme bunda2 smua…

Jumat, 02 Februari 2018

Day 2 Mengamati Gaya Belajar Anak : Visualize, Lembar Observasi dan Mantra

Dari hasil diskusi di kelas hari ini, mbak fasil share mantra untuk observasi keluarga, yaitu:
1. Banyak main bareng
2. Banyak ngobrol bareng
3. Banyak beraktivitas bareng

Lembar Observasi


Queenara saat ini berusia 17 bulan which is belum terlihat learning style nya condong ke arah mana. Apakah kinestetik, auditory, ataupun visual. Tugas mama hanya mengarahkan supaya nantinya mama bisa membimbing Queen belajar sesuai cara yang paling nyaman untukmu, bahkan lebih lanjut bisa di-balance.

Apa sih manfaatnya kalo kita tau learning style (anak) kita? Salah satunya sangat terkaiterat dengan prestasi. Jika sang anak paham gaya belajarnya dan dia manfaatkan hal tersebut, maka daya tangkap akan suatu materi pun akan lebih cepat sampai karena ia lebih nyaman dengan cara-cara penyampaian yang sesuai. Sebaliknya, jika ia kurang memahami, dan malah ikut-ikutan gaya orang lain yang belum tentu sesuai dengan caranya, bisa jadi akan lebih sulit karena terkesan memaksakan.

Hari ini sepulang kerja di ranah publik seperti biasa mama todong kakak bercerita apa yang dilakukan hari ini. Saya biarkan Queen berceloteh menggunakan bahasanya dan saya menyimak dengan seksama seolah-olah saya mengerti.

Mama: "Sayang, coba sini duduk sama mama, hari ini kakak ngapain aja yaa?"
Mama: "Coba mama pengen denger. Kakak seneng-seneng kan?"
Queena: "Ajajaja aakslsoijfdi.." (meragain ucapan Queena)
Mama: "Oh gitu sayang, terus kura-kuranya gimana?" (seolah-olah mengerti, atau bahkan mengalihkan obrolan ke tema baru yaitu tentang kesukaannya Queen, ngobrol dengan kura-kura yang kami tempatkan di jolang berair sedikit di teras rumah ibu saya)
Queena: "Ajajajaj akakfoejs.." (Queena bersemangat)

Mama excited setiap kali ngobrol dengannya. Queena selalu semangat menceritakan dengan gaya bahasanya, mimik, gesture dan semua-muanya tuh main, seolah-olah apa yang diceritakan bisa dimengerti oleh kami team pendengar. Queen kalo bercerita dengan menggoyang-goyangkan bahu dan kepalanya, seperti sedang pemanasan SKJ bagian mematahkan bahu tuuu..duwa..tiga..satuu.. tuuu..duwa..tiga..duwaa.. ehehehe). Dan seringnya ceritanya Queen tuh disertai nada, plus lengkap dengan manyun-manyunnya. Jadi kami anggap Queen lagi nyanyi. Lucu sekali.

Lalu jeda solat maghrib dan tadarus, dengan ditemani Queen di sampung mama. Sambil mengenalkan padanya tentang tata cara solat dan ngaji. Setelah itu kami duduk di ruang tengah lagi, diatas kasur tipis tempat gogoleran, lalu saya sodorkan buku cerita anak favoritnya terbitan Rabbit Hole berjudul Cilukba! Sambil menunjuk-nunjuk karakter dalam buku, mulutnya menggumamkan kata-kata. Mungkin kakak lagi baca hihi. Lucu sekaliiiii.. mama peluk lagi Queennya sekedar mengapresiasi kepintarannya. Dan ia bales dengan teriak-teriak sambil tertawa ajrut-ajrutan. Alhamdulillah terima kasih ya Alloh, putriku sehat, ceria dan bisa menangkap & merespon apa yang mama harapakn. Sesuai indikator hehehe..

#harikedua
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP