Rabu, 30 Oktober 2024

HSI 4 (Halaqah Silsilah Ilmiyyah) - Mengenal Agama Islam

 

Halaqah – 01 Pengertian Islam Secara Bahasa & Syari’at



👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian Islam Secara Bahasa dan Syari’at”.

ISLAM

◆ Secara bahasa: adalah penyerahan diri.
◆ Secara istilah syariat: adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ﷻ semata.

Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:

⑴ Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām dan juga ibunya, Maryam.
⑵ Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh ﷻ

Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:

✓ Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh ﷻ semata.
✓ Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allāh ﷻ, baik seorang nabi, seorang malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.

Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:

⑴ Syahadat lā ilāha illallāh.
⑵ Syahadat Muhammad Rasūlullāh.

Syahadat lā ilāha illallāh artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh ﷻ.

Orang yang sudah mengucapkan lā ilāha illallāh, kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh ﷻ, maka berarti dia:

⑴ Belum memahami makna Islam, atau
⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.

Dan keduanya adalah musibah.

Semoga Allāh ﷻ memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai untuk memahami agama Islam ini.

Itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Halaqah – 02 Agama Para Nabi Adalah Islam


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى

📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah Islam”.

Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ﷻ adalah agama para Nabi, agama mereka satu yaitu Islam.

Berkata Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām:

أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ

“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘ālamīn.” (QS Al-Baqarah: 131)

Beliau dan juga Nabi Ya’qūb berwasiat kepada anak-anaknya.

يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama bagi kalian. Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS Al-Baqarah: 132)

Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;

وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ

“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS Āli ‘Imrān: 52)

Nabi Mūsā ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;

فَعَلَيۡهِ تَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّسۡلِمِينَ

“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allāh kalau kalian benar-benar orang Islam.” (QS Yūnus: 84)

Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga para pengikutnya;

أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ

“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS An-Naml: 31)

Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka. Dan Allāh ﷻ tidak menerima kecuali agama Islam.

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَـٰمُ‌ۗ

“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allāh adalah Islam.” (QS Āli ‘Imrān :19)

وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ

“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Āli ‘Imrān:85)

Rasūlullāh ﷺ bersabda di dalam hadits yang shahih:

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka satu.”(HR Bukhari dan Muslim)

Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu kembali pad halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Halaqah – 03 Apa Yang Membedakan Di Antara Para Nabi


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang Membedakan Di Antara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.

Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allāh ﷻ.

◆ Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama Islam yang dibawa Nabi yang lain adalah tentang:

⑴ Tata cara beribadah
⑵ Halal dan juga haram

⇒ Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda.
⇒ Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.

Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh ﷻ, Zat Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Allāh ﷻ berfirman :

لِكُلٍّ ﺟَﻌَﻠۡﻨَﺎ ﻣِﻨﻜُﻢۡ ﺷِﺮۡعَةً ﻭَﻣِﻨۡﻬَﺎجًا

“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Māidah: 48)

Rasūlullāh ﷺ bersabda :

الأﻧْﺒِﻴَﺎﺀُ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ ﻣِﻦْ علّاﺕٍ ﻭَﺃﻣَّﻬَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺘَّﻰ ﻭَﺩِﻳﻨُﻬُﻢْ ﻭَﺍﺣِﺪ

“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.” (HR Bukhāri dan Muslim)

⇒ Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.

◆ Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Allāh ﷻ berfirman tentang Nabi Ismā’īl :

ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﺄۡﻣُﺮُ ﺃَﻫۡﻠَﻪُ ۥ ﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻭَﭐﻟﺰَّﻛَﻮٰﺓ

“Dan dahulu Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam: 55)

Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām, beliau berkata :

ﻭَﺃَﻭۡﺻَـٰﻨِﻰ ﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻭَﭐﻟﺰَّڪَﻮٰﺓِ ﻣَﺎ ﺩُﻣۡﺖُ ﺣَﻴًّ۬ﺎ

“Dan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku masih hidup.” (QS Maryam: 31)

◆ Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah disyari’atkan di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ
◆ Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.

Rasūlullāh ﷺ bersabda :

ﻭَﺟُﻌِﻠَﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﻣَﺴْﺠِﺪًﺍ ﻭَﻃَﻬُﻮﺭًﺍ ﻓَﺄَﻳُّﻤَﺎ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣﻦ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺃَﺩْﺭَﻛَﺘْﻪُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﻓَﻠْﻴُﺼَﻞِّ ﻭَﺃُﺣِﻠَّﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْﻤَﻐَﺎﻧِﻢُ ﻭﻟﻢ ﺗَﺤﻞَّ ﻟِﺄَﺣَﺪٍ ﻗَﺒْﻠِﻲ

“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk bersuci. Maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Halaqah – 04 Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad ﷺ


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad ﷺ”.

Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad ﷺ memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya :

⑴ SYARI’AT BELIAU ﷺ ADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA

Allāh ﷻ berfirman:

قُلۡ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡڪُمۡ جَمِيعًا

“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasūlullāh untuk kalian semuanya” (QS Al A’rāf: 158)

Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasūlullāh ﷺ untuk beriman dengan Beliau.

Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad ﷺ setelah diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi sebelum Rasūlullāh ﷺ.

Rasūlullāh ﷺ bersabda :

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah mendengar tentang diriku seorang pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk neraka.” (HR Muslim)

⑵ SYARI’AT BELIAU ﷺ ADALAH SYARIAT YANG PALING SEMPURNA

Rasūlullāh ﷺ bersabda :

مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ، إِلَّا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ

“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath Thabrāni di dalam Al Mu’jamil Kabīr)

Datang beberapa orang Yahudi kepada Salmān Al-Fārisi radhiyallāhu ‘anhu dan mengatakan:

قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ

“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil.” (HR Muslim)

Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka bagaimana dengan permasalahan yang lain?

⇒ Islam mengajarkan:

• ‘Aqidah kepada Allāh
• Akhlaq kepada manusia
• Tatacara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• Dan lain-lain.

Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada Islam ini ketika banyak manusia yang tidak mendapatkannya.

Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Halaqah – 05 Marātib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Marātib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam”.

Di dalam hadits ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan Imām Muslim; Datang Malaikat Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allāh ﷻ, bertanya kepada Rasūlullāh ﷺ tentang beberapa pertanyaan, diantaranya tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan”.

Maka Rasūlullāh ﷺ menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut. Kemudian di akhir hadits Rasūlullāh ﷺ berkata:

فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ

“Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama kalian.”

Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:

◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan

Iman lebih tinggi daripada Islam & Ihsan lebih tinggi daripada Iman.

⇒Islam berkaitan dengan amalan zhahir.
⇒Iman berkaitan dengan amalan bathin.
⇒Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir & bathin.

✓ Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi dalam Islam dan juga Iman.

Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam, dia beriman.

Allāh ﷻ berfirman :

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ

“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum beriman.’ Dan katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di dalam hati-hati kalian.” (QS Al Hujurāt: 14)

Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat keimanan.

Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat keimanan belum masuk di dalam hati-hati mereka.

Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.

⇒Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.

Itulah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته



Halaqah – 06 Rukun Islam


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īslam / Rukun-Rukun Islam”.

Syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita ﷺ terdiri dari amalan yang dhahir dan batin. Amalan dhahir yang paling penting adalah rukun islam yang jumlahnya ada lima yang tercantum dalam sabda Nabi ﷺ,

اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً

Islam adalah engkau bersyahadat Laa ilaaha illallahu dan bahwasanya Muhammad Rasulullah dan mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana (HR. Muslim).

Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah ﷻ dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah ﷺ Maknanya telah diterangkan dalam silsilah nomor satu sampai dengan tiga.

Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang dewasa dan berakal. Barang siapa yang mengingkari kewajiban sholat maka dia adalah kafir. Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar, karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.

Yang ketiga adalah membayar zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima waktu hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan harta seseorang.

Yang keempat berpuasa di bulan Ramadhan wajib bagi seorang muslim yang dewasa, berakal, memiliki kemampuan dan tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.

Yang kelima adalah menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali dilakukan seumur hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana dan seorang muslim dan juga muslimah hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada rukun islam ini.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Halaqah – 07 Rukun Iman


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īmān / Rukun-Rukun Iman”.

Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh ﷺ adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi ﷺ ketika Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :

ﺃَﻥْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ ﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِ ﺧَﻴْﺮِﻩِ ﻭَ شَرِّهِ

“Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim)

■ RUKUN IMAN KE-1 | Beriman kepada Allāh ﷻ.

Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.

■ RUKUN IMAN KE-2 | Beriman kepada malaikat. Adalah:

✓Beriman dengan keberadaannya.
✓Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
✓Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
✓Beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Qurān dan juga hadits yang shahīh.

■ RUKUN IMAN KE-3 | Beriman kepada kitab-kitab Allāh ﷻ. Adalah:

✓Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allāh ﷻ berisi petunjuk bagi manusia.
✓Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allāh ﷻ turunkan seperti shuhūf Ibrāhīm, Zabur, Taurāt, Injīl dan juga Al Qurān.

■ RUKUN IMAN KE-4 | Beriman kepada para Rasul. Adalah:

✓Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allāh ﷻ.
✓Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
✓Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘alayhimussalām.
✓Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
✓Dan lain-lain.

■ RUKUN IMAN KE-5 | Beriman kepada hari akhir. Adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:

• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.

Kemudian yang terakhir,

■ RUKUN IMAN KE-6 | Beriman kepada takdir. Adalah beriman bahwasanya Allāh ﷻ

✓ Mengetahui segala sesuatu,
✓ Menulis segala sesuatu, dan
✓ Terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allāh ﷻ, dan
✓ Dia-lah Allāh ﷻ yang menciptakan segala sesuatu.

Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar terhadap 6 Rukun Iman ini.

Dan in syā Allāh akan kita bahas rukun iman ini secara lebih terperinci pada silsilah ilmiyyah berikutnya, dan sampai bertemu kembali.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Halaqah – 08 Ihsan Dan Juga Rukunnya


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Agama Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga Rukunnya”.

Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.

● Secara Bahasa, Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu
● Secara Syari’at, Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allāh ﷻ karena dia merasa diawasi dan dilihat oleh Allāh ﷻ

Didalam hadist Jibrīl ‘alayhissalām, Rasūlullāh ﷺ bersabda ketika ditanya tentang “Apa itu Ihsan?”.

Beliau mengatakan:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

“Engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”

Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh ﷻ atau merasa di lihat Allāh ﷻ baik zhahir maupun bathinnya maka ia akan:

✓ Beramal seikhlas mungkin.
✓ Sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi ﷺ
✓ Dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan maupun anggota badan yang lain.

Allāh ﷻ berfirman:

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِين

“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Qurān dan tidaklah kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian mengamalkannya tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarah pun dibumi maupun dilangit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.” (QS Yūnus: 61)

Dan Allāh ﷻ berfirman:

قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada kalian atau kalian menampakan nya maka Allāh mengetahuinya. Dan Allāh mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi dan Allāh Maha mampu melakukan segala sesuatu.” (QS Āli ‘Imrān: 29)

Semoga Allāh ﷻ menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allāh ﷻ dan takut kepada Allāh ﷻ dimanapun kita berada.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada silsilah berikutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته




Senin, 21 Oktober 2024

HSI 3 (Halaqah Silsilah Ilmiyyah) - Mengenal Rasulullah

 

Halaqah – 01 Mengenal Rasūlullāh ﷺ

👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Rasulullah ﷺ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang Pertama dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ adalah tentang “Pentingnya Mengenal Beliau ﷺ”.

Pertanyaan yang ke-2 yang setiap kita akan ditanya di alam kubur adalah tentang “Siapa Nabimu?”. Wajib atas setiap Muslim dan Muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad ﷺ. Beliau adalah

– Muhammad Ibnu ‘Abdillāh Ibnu ‘Abdil Muththalib.
– Termasuk keturunan Nabi Ismā’īl bin Ibrāhīm ‘alayhimāssalām.
– Lahir di Mekkah Diutus menjadi Nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun,
– Kemudian menyampaikan risalah Allāh ﷻ selama 23 tahun.
– Meninggal di kota Madīnah setelah Allāh ﷻ menyempurnakan agama ini bagi beliau ﷺ dan juga umatnya.

Mengenal Nabi Muhammad ﷺ tidaklah cukup hanya mengenal nama dan nasab Beliau ﷺ, atau menghapal keluarga dan shahābat Beliau ﷺ

Mengenal Nabi Muhammad ﷺ adalah;

⑴ Mengenal tugas Beliau sebagai seorang utusan Allāh ﷻ kepada kita.
⑵ Dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap Beliau ﷺ

Allāh ﷻ telah mengutus Beliau ﷺ kepada kita dengan membawa 4 perkara:

PERKARA 1, Membawa perintah dari Allāh ﷻ supaya kita jalankan.

PERKARA 2, Membawa larangan dari ﷻ supaya kita jauhi.

PERKARA 3, Membawa berita dari Allāh ﷻ supaya kita benarkan.

PERKARA 4, Membawa tatacara ibadah dari Allāh ﷻ supaya kita beribadah kepada Allāh ﷻ dengan cara tersebut.

Kalau kita mena’ati Beliau ﷺ di dalam 4 perkara ini, berarti kita pada hakekatnya telah menaati Allāh ﷻ. Karena perintah, larangan, berita dan cara ibadah adalah dari Allāh ﷻ. Sedangkan tugas Beliau ﷺ hanyalah sekedar menyampaikan kepada kita.

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ الله

“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, maka sungguh dia telah mentaati Allāh.” (QS An Nisā: 80)

Dan pada halaqah-halaqah selanjutnya, in syā Allāh akan kita bahas satu per satu dari perkara di atas.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdf


Halaqah-02 Membawa Perintah Dari Allah ﷻ

👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Rasulullah ﷺ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ adalah “Mengenal Beliau Sebagai Seorang Rasul Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Perintah Dari Allāh ﷻ”.

Rasūlullāh ﷺ sebagai seorang utusan, membawa perintah-perintah dari Allāh ﷻ Beliau ﷺ sampaikan perintah-perintah tersebut kepada kita supaya kita jalankan sesuai kemampuan kita. Beliau ﷺ bersabda:

وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan sesuai kemampuan kalian”. (HR Muslim)

Dan perintah Allāh ﷻ ada 2 macam:

⑴ Wajib
⑵ Sunnah (dianjurkan)

■ WAJIB : Amalan yang wajib apabila kita tinggalkan maka berdosa, seperti:

• Shalat 5 waktu
• Berpuasa Ramadhān
• Haji bagi yang wajib
• Memakai hijab bagi wanita
• Dan lain-lain.
Maka ini adalah amalan-amalan yang wajib.

■ SUNAH : Adapun amalan yang sunnah apabila tidak dikerjakan seseorang tidak berdosa, seperti:

• Shalat rawatib
• Shalat dhuha
• Puasa Senin dan Kamis
• Puasa Nabi Dāwūd
• Dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.
Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita

• Bila kita tidak mampu shalat wajib dengan berdiri, maka kita duduk.
• Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan sholat berjama’ah di masjid karena sakit, maka silahkan dia melaksanakan shalat tersebut dirumahnya.
• Apabila seseorang tidak mampu berpuasa Ramadhān karena sakit atau bepergian, maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain.
• Orang yang tidak mampu shalat malam 11 raka’at, maka dia bisa shalat malam lebih sedikit dari itu.
• Demikian pula orang yang tidak mampu berpuasa Dāwūd ‘alayhissalām, maka bisa berpuasa dengan puasa yang lebih ringan dari itu.

Dan Allāh ﷻ tidaklah memerintah kita dengan sebuah perintah kecuali di dalam perintah tersebut ada hikmah dan juga kebaikan bagi kita semua. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah ke-2 ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته



Halaqah – 03 Membawa Larangan-larangan Dari Allāh ﷻ


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Rasulullah ﷺ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ adalah “Mengenal Beliau ﷺ Sebagai Seorang Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Larangan-larangan Dari Allāh ﷻ”

Rasūlullāh ﷺ sebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allāh ﷻ. Beliau ﷺ sampaikan larangan-larangan tersebut kepada kita semua supaya kita menjauhi. Beliau ﷺ bersabda:

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ

“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi.” (HR Muslim)

Dan larangan Allāh ﷻ ada 2 macam :

⑴ Haram
⑵ Makruh, yaitu dibenci

■ HARAM

Larangan yang haram apabila dikerjakan maka berdosa, seperti :

• Berzina
• Membunuh tanpa haq
• Riba
• Berdusta
• Ghībah (membicarakan orang lain)
• Sihir
• Perdukunan
• Minum minuman keras
• Dan lain-lain.

■ MAKRUH

Adapun larangan yang makruh, maka apabila dikerjakan perbuatan tersebut dibenci akan tetapi tidak sampai kepada dosa, seperti misalnya :

• Memakan bawang merah & bawang putih dalam keadaan masih mentah
• Makan minum dengan bersandar
• Tidur sebelum shalat ‘Isya
• Dan lain-lain.

Kita sebagai seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah meninggalkan larangan-larangan tersebut. Dan yakin bahwasanya Allāh ﷻ tidaklah melarang sesuatu kecuali di sana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita. Terkadang kita mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahuinya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-3 ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Halaqah – 04 Membawa Berita Dari Allāh ﷻ


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Rasulullah ﷺ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ yaitu “Mengenal Beliau ﷺ Sebagai Seorang Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Berita Dari Allāh ﷻ”.

Rasūlullāh ﷺ sebagai seorang utusan, diantara tugasnya adalah membawa berita-berita dari Allāh ﷻ.

✓ Baik berita di masa lalu, seperti: kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu.
✓ Maupun berita di masa yang akan datang, seperti: kejadian setelah mati dan kejadian-kejadian di hari akhir.

Kewajiban kita sebagai seorang yang beriman adalah membenarkan berita-berita tersebut, bila memang dalilnya shahīh. Allāh ﷻ berfirman:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (٣) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (٤

“Dan tidaklah Beliau berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah ucapan Beliau kecuali wahyu yang diwahyukan kepada Beliau.” (QS An-Najm: 3-4)

⇒ Kalau kita benarkan Beliau ﷺ, maka sebenarnya kita telah membenarkan Allāh ﷻ.

⇒ Dan kalau kita dustakan Beliau ﷺ, maka sebenarnya kita telah mendustakan Allāh ﷻ
◆ Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahīh.

⇒ Apabila dalil yang shahīh sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah bahwasanya kekurangan ada di dalam akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil.

◆ Rasūlullāh ﷺ dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur semenjak sebelum Beliau diutus menjadi nabi.

Tidak pernah Beliau ﷺ sekalipun berdusta;

⇒ baik kepada anak kecil, sebaya maupun kepada orang tua.
⇒ baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh.

Apabila Beliau ﷺ tidak berani untuk berdusta atas nama Beliau ﷺ dan juga atas nama manusia, maka bagaimana Beliau ﷺ berani berdusta atas nama Allāh ﷻ Rabbul ‘ālamīn?

Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Halaqah – 05 Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allāh ﷻ


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Rasulullah ﷺ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ adalah “Mengenal Beliau ﷺ Sebagai Utusan Yang Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allāh ﷻ”

Allāh ﷻ ketika mengutus seorang Rasūl untuk menyampaikan perintah beribadah, juga mengutus Rasūl tersebut untuk menyampaikan tata cara ibadah tersebut. Rasūlullāh ﷺ,

✓ Membawa perintah shalat dari Allāh ﷻ dan juga membawa tata caranya.
✓ Membawa perintah puasa dari Allāh ﷻ dan juga membawa tata caranya.

Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing atau kepada budaya atau kepada guru kita. Akan tetapi tata cara ibadah adalah dari Allāh ﷻ melalui lisan Rasul-Nya ﷺ

Dan Allāh ﷻ tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasūlullāh ﷺ. Beliau ﷺ bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari kami maka amalan tersebut tertolak.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Imām Muslim rahimahullāh)

Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad ﷺ, maka hendaklah dia mencukupkan diri dengan ibadah yang sudah Beliau ﷺ ajarkan. Tidak boleh dia membuat ibadah yang baru yang tidak diajarkan oleh Rasūlullāh ﷺ. Dan tidak boleh dia beribadah, kecuali setelah yakin bahwa dalilnya shahīh.

Alhamdulillāh, semua ibadah yang mendekatkan diri kita kepada surga telah Rasūlullāh ﷺ ajarkan. Beliau pernah mengatakan:

مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ

“Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Thabrāni di dalam Al Mu’jāmil Kabīr)

Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shahih, dari pada dia beribadah yang banyak akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang shahih. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-5 ini. Dengan demikian, kita sudah menyelesaikan Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ.

Dan in syā Allāh kita bertemu kembali pada Silsilah Ilmiyyah berikutnya yang berjudul “Mengenal Agama Islam”.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Halaqah – 06 Mengenal Inti Dakwah Rasūlullāh ﷺ


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Rasulullah ﷺ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ adalah tentang “Mengenal Inti Dakwah Rasūlullāh ﷺ”.

Inti dakwah Beliau ﷺ adalah sama dengan inti dakwah Nabi-nabi sebelum Beliau ﷺ

Yaitu mengajak manusia untuk meng-Esa-kan Allāh ﷻ di dalam ibadah dan meninggalkan kesyirikan. Allāh ﷻ berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka hendaklah kalian menyembah-Ku.” (QS Al Anbiya: 25)

Allāh ﷻ berfirman tentang Nabi Nūh, Rasul yang pertama:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

“Sungguh Kami telah mengutus Nūh kepada kaumnya maka dia berkata, ‘Wahai kaumku sembahlah Allāh, kalian tidak memiliki sesembahan selain Dia’.” (QS Al A’rāf: 59)

Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh Nabi-nabi setelah Beliau.

⇒ Lihat Surat Al Araf: 65, 73 dan 85.

Demikian pula Nabi ﷺ, selama 10 tahun pertama, Beliau ﷺ berdakwah kepada tauhid dan mengingatkan manusia dari kesyirikan.

Kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu pada tahun ke-10 kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota Madinah.

Ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat (tauhid yang benar), seperti puasa Ramadhān, zakat, haji, adzan dan lain-lain.

Yang demikian karena amal ibadah tidak diterima oleh Allāh ﷻ kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid.

Oleh karena itu, wasiat Rasūlullāh ﷺ kepada Mu’ādz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman untuk berdakwah adalah:

“Hendaknya engkau mengajak kepada syahādat “لا إله إلا الله” dan syahādat “محمد رسول الله.” (HR Bukhāri dan Muslim)

Dan sampai akhir hayat Beliau ﷺ, Beliau ﷺ berusaha menjaga tauhid dan membentengi umat dari kesyirikan.

Lima hari sebelum Beliau ﷺ meninggal dunia, Beliau ﷺ mengingatkan umat Islam bahwa orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah atau masjid. maka Beliau ﷺ melarang menjadikan kuburan sebagai masjid. (HR Muslim)

Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasūlullāhﷺ adalah TAUHID

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah berikutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته



Halaqah – 07 Mengenal Beliau ﷺ sebagai Rasul Terakhir


👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Mengenal Rasulullah ﷺ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ adalah tentang “Mengenal Beliau sebagai Rasul Terakhir”.

Rasūlullāh ﷺ meninggal pada tahun ke-11 Hijriah setelah menyempurnakan tugas menyampaikan risalah dari Allāh ﷻ. Beliau ﷺ meninggal dunia sebagaimana manusia yang lain yang juga meninggal dunia. Allãh ﷻ berfirman:

كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ

“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS Āli ‘Imrān: 185)

Dan Allãh ﷻ juga berfirman:

إِنَّكَ مَيِّتٌ۬ وَإِنَّہُم مَّيِّتُونَ

“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan mereka akan meninggal dunia” (QS Az Zumār: 30 )

Beliau ﷺ adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal Beliau. Allãh ﷻ berfirman:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ۬ مِّن رِّجَالِكُمۡ وَلَـٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّـۧنَۗ

“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi Beliau adalah Rasūlullāh dan penutup para Nabi.” (QS Al Ahzab: 40)

Dalil-dalil dari hadits Nabi ﷺ bahwasanya Beliau ﷺ adalah Nabi terakhir mencapai derajat mutawatir. Dan sebagian ulama mengatakan;

◆ Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad ﷺ adalah Nabi terakhir maka dia bukan Muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat di dalam agama Islam.

Di antara hadits yang menunjukkan bahwasanya Beliau ﷺ adalah Nabi yang terakhir adalah sabda Beliau ﷺ:

وإِنَّهُ سَيَكُونُ مِنْ أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيُّ وَأَنَا خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ لَا نَبِيَّ بَعْدِي

“Sesungguhnya akan ada di antara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku menjadi Nabi dan aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Abū Dāwūd)

Dan di dalam sebuah hadits yang Mutaffaqun ’alaih, Beliau ﷺ bersabda:

وأنا العاقِبُ الَّذي ليسَ بعدَه نبيٌّ

“Dan aku adalah Al ‘Āqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”

Meskipun Rasūlullāh ﷺ meninggal dunia Allãh ﷻ akan menjaga agama ini dengan menjaga sumbernya yaitu Al Qurān dan juga Al Hadīts dan menyiapkan para ulama yang amanat untuk menyampaikan keduanya kepada umat. Allãh ﷻ berfirman:

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُ ۥ لَحَـٰفِظُونَ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qurān dan sesungguhnya Kami akan menjaganya” (QS Al Hijr: 9)

dan Rasūlullāh ﷺ bersabda:

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ

“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)

Dan ini adalah halaqah yang terakhir dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ dan sampai bertemu kembali pada silsilah berikutnya yaitu Silsilah yang ke-4 tentang “Mengenal Agama Islam”.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته