Halaqah – 01 Pengertian Islam Secara Bahasa & Syari’at
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Mengenal Agama Islam
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian Islam Secara Bahasa dan Syari’at”.
ISLAM
◆ Secara bahasa: adalah penyerahan diri.
◆ Secara istilah syariat: adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ﷻ semata.
Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:
⑴ Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām dan juga ibunya, Maryam.
⑵ Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh ﷻ
Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:
✓ Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh ﷻ semata.
✓ Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allāh ﷻ, baik seorang nabi, seorang malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.
Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:
⑴ Syahadat lā ilāha illallāh.
⑵ Syahadat Muhammad Rasūlullāh.
Syahadat lā ilāha illallāh artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh ﷻ.
Orang yang sudah mengucapkan lā ilāha illallāh, kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh ﷻ, maka berarti dia:
⑴ Belum memahami makna Islam, atau
⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.
Dan keduanya adalah musibah.
Semoga Allāh ﷻ memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai untuk memahami agama Islam ini.
Itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 02 Agama Para Nabi Adalah Islam
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah Islam”.
Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ﷻ adalah agama para Nabi, agama mereka satu yaitu Islam.
Berkata Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām:
“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘ālamīn.” (QS Al-Baqarah: 131)
Beliau dan juga Nabi Ya’qūb berwasiat kepada anak-anaknya.
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama bagi kalian. Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS Al-Baqarah: 132)
Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS Āli ‘Imrān: 52)
Nabi Mūsā ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;
“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allāh kalau kalian benar-benar orang Islam.” (QS Yūnus: 84)
Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga para pengikutnya;
“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS An-Naml: 31)
Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka. Dan Allāh ﷻ tidak menerima kecuali agama Islam.
“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allāh adalah Islam.” (QS Āli ‘Imrān :19)
“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Āli ‘Imrān:85)
Rasūlullāh ﷺ bersabda di dalam hadits yang shahih:
“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka satu.”(HR Bukhari dan Muslim)
Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu kembali pad halaqah selanjutnya.
Halaqah – 03 Apa Yang Membedakan Di Antara Para Nabi
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Mengenal Agama Islam
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang Membedakan Di Antara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.
Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allāh ﷻ.
◆ Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama Islam yang dibawa Nabi yang lain adalah tentang:
⑴ Tata cara beribadah
⑵ Halal dan juga haram
⇒ Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda.
⇒ Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.
Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh ﷻ, Zat Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Allāh ﷻ berfirman :
“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Māidah: 48)
Rasūlullāh ﷺ bersabda :
“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.” (HR Bukhāri dan Muslim)
⇒ Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.
◆ Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Allāh ﷻ berfirman tentang Nabi Ismā’īl :
“Dan dahulu Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam: 55)
Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām, beliau berkata :
“Dan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku masih hidup.” (QS Maryam: 31)
◆ Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah disyari’atkan di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ
◆ Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.
Rasūlullāh ﷺ bersabda :
“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk bersuci. Maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari dan Muslim)
Itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 04 Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad ﷺ
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Mengenal Agama Islam
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad ﷺ”.
Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad ﷺ memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya :
⑴ SYARI’AT BELIAU ﷺ ADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA
Allāh ﷻ berfirman:
“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasūlullāh untuk kalian semuanya” (QS Al A’rāf: 158)
Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasūlullāh ﷺ untuk beriman dengan Beliau.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad ﷺ setelah diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi sebelum Rasūlullāh ﷺ.
Rasūlullāh ﷺ bersabda :
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah mendengar tentang diriku seorang pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk neraka.” (HR Muslim)
⑵ SYARI’AT BELIAU ﷺ ADALAH SYARIAT YANG PALING SEMPURNA
Rasūlullāh ﷺ bersabda :
“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath Thabrāni di dalam Al Mu’jamil Kabīr)
Datang beberapa orang Yahudi kepada Salmān Al-Fārisi radhiyallāhu ‘anhu dan mengatakan:
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil.” (HR Muslim)
Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka bagaimana dengan permasalahan yang lain?
⇒ Islam mengajarkan:
• ‘Aqidah kepada Allāh
• Akhlaq kepada manusia
• Tatacara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• Dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada Islam ini ketika banyak manusia yang tidak mendapatkannya.
Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 05 Marātib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Mengenal Agama Islam
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Marātib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam”.
Di dalam hadits ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan Imām Muslim; Datang Malaikat Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allāh ﷻ, bertanya kepada Rasūlullāh ﷺ tentang beberapa pertanyaan, diantaranya tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan”.
Maka Rasūlullāh ﷺ menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut. Kemudian di akhir hadits Rasūlullāh ﷺ berkata:
“Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama kalian.”
Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:
◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan
Iman lebih tinggi daripada Islam & Ihsan lebih tinggi daripada Iman.
⇒Islam berkaitan dengan amalan zhahir.
⇒Iman berkaitan dengan amalan bathin.
⇒Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir & bathin.
✓ Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi dalam Islam dan juga Iman.
Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam, dia beriman.
Allāh ﷻ berfirman :
“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum beriman.’ Dan katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di dalam hati-hati kalian.” (QS Al Hujurāt: 14)
Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat keimanan.
Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat keimanan belum masuk di dalam hati-hati mereka.
Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.
⇒Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.
Itulah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 06 Rukun Islam
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Mengenal Agama Islam
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īslam / Rukun-Rukun Islam”.
Syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita ﷺ terdiri dari amalan yang dhahir dan batin. Amalan dhahir yang paling penting adalah rukun islam yang jumlahnya ada lima yang tercantum dalam sabda Nabi ﷺ,
Islam adalah engkau bersyahadat Laa ilaaha illallahu dan bahwasanya Muhammad Rasulullah dan mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana (HR. Muslim).
Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah ﷻ dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah ﷺ Maknanya telah diterangkan dalam silsilah nomor satu sampai dengan tiga.
Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang dewasa dan berakal. Barang siapa yang mengingkari kewajiban sholat maka dia adalah kafir. Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar, karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.
Yang ketiga adalah membayar zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima waktu hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan harta seseorang.
Yang keempat berpuasa di bulan Ramadhan wajib bagi seorang muslim yang dewasa, berakal, memiliki kemampuan dan tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.
Yang kelima adalah menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali dilakukan seumur hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana dan seorang muslim dan juga muslimah hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada rukun islam ini.
Halaqah – 07 Rukun Iman
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Mengenal Agama Islam
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īmān / Rukun-Rukun Iman”.
Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh ﷺ adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi ﷺ ketika Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :
“Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim)
■ RUKUN IMAN KE-1 | Beriman kepada Allāh ﷻ.
Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.
■ RUKUN IMAN KE-2 | Beriman kepada malaikat. Adalah:
✓Beriman dengan keberadaannya.
✓Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
✓Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
✓Beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Qurān dan juga hadits yang shahīh.
■ RUKUN IMAN KE-3 | Beriman kepada kitab-kitab Allāh ﷻ. Adalah:
✓Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allāh ﷻ berisi petunjuk bagi manusia.
✓Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allāh ﷻ turunkan seperti shuhūf Ibrāhīm, Zabur, Taurāt, Injīl dan juga Al Qurān.
■ RUKUN IMAN KE-4 | Beriman kepada para Rasul. Adalah:
✓Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allāh ﷻ.
✓Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
✓Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘alayhimussalām.
✓Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
✓Dan lain-lain.
■ RUKUN IMAN KE-5 | Beriman kepada hari akhir. Adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:
• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.
Kemudian yang terakhir,
■ RUKUN IMAN KE-6 | Beriman kepada takdir. Adalah beriman bahwasanya Allāh ﷻ
✓ Mengetahui segala sesuatu,
✓ Menulis segala sesuatu, dan
✓ Terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allāh ﷻ, dan
✓ Dia-lah Allāh ﷻ yang menciptakan segala sesuatu.
Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar terhadap 6 Rukun Iman ini.
Dan in syā Allāh akan kita bahas rukun iman ini secara lebih terperinci pada silsilah ilmiyyah berikutnya, dan sampai bertemu kembali.
Halaqah – 08 Ihsan Dan Juga Rukunnya
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Mengenal Agama Islam
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga Rukunnya”.
Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.
● Secara Bahasa, Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu
● Secara Syari’at, Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allāh ﷻ karena dia merasa diawasi dan dilihat oleh Allāh ﷻ
Didalam hadist Jibrīl ‘alayhissalām, Rasūlullāh ﷺ bersabda ketika ditanya tentang “Apa itu Ihsan?”.
Beliau mengatakan:
“Engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”
Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh ﷻ atau merasa di lihat Allāh ﷻ baik zhahir maupun bathinnya maka ia akan:
✓ Beramal seikhlas mungkin.
✓ Sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi ﷺ
✓ Dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan maupun anggota badan yang lain.
Allāh ﷻ berfirman:
“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Qurān dan tidaklah kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian mengamalkannya tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarah pun dibumi maupun dilangit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.” (QS Yūnus: 61)
Dan Allāh ﷻ berfirman:
“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada kalian atau kalian menampakan nya maka Allāh mengetahuinya. Dan Allāh mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi dan Allāh Maha mampu melakukan segala sesuatu.” (QS Āli ‘Imrān: 29)
Semoga Allāh ﷻ menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allāh ﷻ dan takut kepada Allāh ﷻ dimanapun kita berada.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada silsilah berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar