Menulis merupakan salah satu aktivitas mengasyikan dan membawa beragam kejutan. Selain bisa menjadi terapi jiwa, menulis juga bisa membuat kita berkeliling dunia. Dengan menulis, kita dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang luas.
Tak hanya untuk kesenangan pribadi, dengan menulis kita pun bisa menghasilkan rupiah. Seperti saat kita menerima honor atau royalti, jika tulisan kita dimuat di media cetak atau media daring.
Memang benar, menulis sebuah naskah agar bisa menembus media, bukanlah perkara mudah. Butuh keuletan dan strategi jitu, untuk bisa menembus dinding raksasa itu. Mungkin dalam benak teman-teman di sini ada yang bertanya, “Aku sudah menulis puluhan naskah dan dikirim ke media cetak maupun media daring, tapi kenapa belum juga dimuat?”
Kondisi semacam ini mudah sekali mematahkan semangat kita dalam menulis. Terlebih bagi kita yang baru mulai terjun di dunia literasi. Jawaban dari pertanyaan itu, ada dua macam. Pertama, tulisan kita yang kurang baik. Kedua, ketidakpahaman kita terhadap media yang dituju.
Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang “Cara Jitu Naskah Tembus Media Massa”. Setelah ini kita akan tahu, hal-hal apa saja yang hurus diperharikan, sebelum mengirim naskah ke media cetak atau media daring. Sehingga kita tidak lagi asal kirim, tanpa sasaran yang jelas. Untuk lebih jelasnya langsung saja kita simak beberapa hal berikut:
  1. Pahami Visi dan Misi Media
Setiap media massa pasti mempunyai visi dan misi. Maka pahamilah secara detail visi misinya. Karena visi dan misi tersebut merupakan tujuan atau idealisme suatu media, jadi kita pun bisa menulis naskah yang sejalan dengan pemikiran media tersebut. Oleh sebab itu, kita jangan pernah menyepelekan hal ini, walaupun sederhana tapi penting.
  1. Kenali Siapa Pemiliknya
Setiap media massa pasti memiliki pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap kebijakan redaksinya, seperti yayasan, lembaga atau organisasi. Nah, kita dapat melihat siapa pemiliknya dan  bergerak dalam bidang apa? Tentu tulisan yang akan dimuat adalah tulisan yang mendukung apa yang sedang diperjuangkan oleh sang pemilik. Jangan sampai kita salah kirim yaa.
  1. Kenali Rubrik yang Bisa di Tembus
Baik media cetak maupun media daring, tentu berisi beragam rubrik. Dengan adanya rubrikasi tersebut,akan mempermudah pembaca dalam membaca berita mana yang mereka sukai. Semisal rubrik kesehatan, tentu tulisan yang termuat dalam rubrik tersebut mengulas seputar dunia kesehatan.
Secara umum media cetak maupun media daring mempunyai dua rubrik, yaitu rubrik dalam dan rubrik luar. Rubrik dalam merupakan sebuah rubrik yang isi tulisannya hanya boleh diisi oleh orang dari media tersebut,baik itu wartawan atau redaksinya. Sedangkan rubrik luar, yakni sebuah rubrik yang isi tulisannya diperuntukan orang luar.
Khusus surat kabar, untuk rubrik tajuk rencana hanya boleh ditulis oleh redaksi. Sedangkan rubrik yang boleh diisi oleh orang luar, biasanya berupa opini dan surat pembaca. Sebenarnya masih banyak lagi rubrik yang bisa diisi oleh orang luar, apalagi untuk sebuah majalah. Untuk itu, kita sebagai penulis harus lebih serius dan teliti dalam mengenali rubrik dari sebuah media. Jangan sampai kita mengirimkan tulisan ke rubrik dalam, maka tak akan dimuat.
  1. Pahami Gaya Bahasa yang Digunakan
Dalam penggunaan gaya bahasa, setiap media pasti mempunyai cirri khas tersendiri. Hal ini bertujuan sebagai pembeda antara media satu dengan media lainnya. Selain itu gaya bahasa juga menyesuaikan dengan segmentasi pembaca.
Setiaknya ada tiga daya bahasa yang sedang berkembang saat ini. Di antaranya; ilmiah, formal dan ngepop. Gaya bahasa ilmiah ditujukan untuk kalangan akademisi (dosen, guru dan mahasiswa), bentuknya seperti jurnal ilmiah.
Gaya bahasa formal segmentasinya menyasar kalangan dewasa hingga orang tua, bentuknya bisa berupaseperti surat kabar (Kompas, Jawa Pos, Republika). Sedangkan gaya bahasa ngepop, ditujukan untuk kalangan remaja, biasanya dipakai di majalah atau bulletin.
Nah, catatan bagi kita adalah dalam mengirim sebuah naskah harus menyesuaikan gaya bahasa dari media yang kita tuju. Karena setiap media itu unik, mereka memiliki ciri khas masing-masing.
  1. Perhatikan Syarat Mengirim Tulisan dari Luar
Dalam media cetak pasti terdapat mazed, yang memuat syarat-syarat tulisan yang boleh dikirim. Seperti jumlah halaman (minimal-maksimal), tulisan yang boleh dikirim, bentuk pengetikan (spasi, format dan jenis hurufnya), jenis kertasnya, cara pengiriman naskah via pos, email, pernyataan keaslian naskah dan identitas penulis (foto copy KTM, STM, KTM dll).
Naskah kita harus memenuhi syarat-syarat di atas. Naskah sebagus apapun, jika kita tidak patuh dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, otomatis akan gugur sebelum di meja editor. Dengan kata lain, tulisan kita tidak akan dimuat. Untuk itu, jangan disepelekan.
  1. Konfirmasi ke Media
Setelah kita mengirimkan naskah, sebaiknya kita konfirmasi ke pihak redaksi. Dengan cara semacam ini, dapat menjalin hubungan harmonis antara penulis dengan redaktur dan akan menghilangkan rasa penasaran dari dalam diri kita. Metode seperti ini harus diintensifkan, sebab diri kita akan dikenal pihak redaksi, kadang mendapatkan banyak masukan terhadap hasil tulisan kita dan kemungkinan besar naskah akan dimuat.
Demikan sekilas pemaparan singkat mengenai “Cara Jitu Naskah Tembus Media Massa”. Semoga celotehan sederhana ini, akan membantu dan menjadi acauan dasar dalam mengirimkan sebuah naskah.
Jangan pernah bosan atau menyerah, untuk mengirimkan sebuah tulisan. Karena semakin sering kita salah, maka semakin banyak kita belajar. Bukankah kegagalan itu sebuah proses dari keberhasilan?